Mahasiswa KKN Tematik 114 Unhas Sosialisasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Sapi di Desa Patampanua

Mahasiswa KKN Tematik 114 Unhas Sosialisasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Sapi di Desa Patampanua

A
Admin

Penulis

Terkini, Soppeng – Ahmad Fauzi, mahasiswa Fakultas Peternakan, Jurusan Peternakan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Ketahanan Pangan Gelombang 114 Universitas Hasanuddin 2025, menginformasikan suksesnya penyelenggaraan sosialisasi pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Jumat, 25 Juli 2025, di Desa Patampanua, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng.

Kegiatan ini merupakan bagian integral dari program kerja KKN 114 Tematik Unhas, yang berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya para peternak, tentang bahaya dan langkah mitigasi PMK yang dapat merugikan sektor peternakan.

Acara sosialisasi dihadiri 26 orang peserta, termasuk Bapak Kepala Desa Patampanua, tokoh masyarakat, serta para peternak lokal. Kehadiran mahasiswa KKN dari Desa Bulue dan Desa Ompo juga turut memeriahkan acara.

Mahasiswa KKN Tematik 114 Unhas Sosialisasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Sapi di Desa Patampanua

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Patampanua, Amiruddin S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas inisiatif kami, mahasiswa KKN, dan menekankan bahwa penyakit PMK ini banyak terjadi di Desa Patampanua, sehingga sosialisasi ini sangat relevan dan penting bagi masyarakat.

Sebagai pemateri utama, saya menjelaskan bahwa PMK adalah penyakit yang sangat menular pada hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, babi, kambing, dan domba. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian signifikan, seperti penurunan produksi susu dan bahkan kematian mendadak, terutama pada hewan muda atau anak.

Baca Juga

Gejala umum PMK meliputi lepuh atau luka pada lidah, gusi, hidung, dan kuku. Hewan yang terinfeksi juga cenderung mengeluarkan air liur berlebihan dan kehilangan nafsu makan. Air liur berlebihan adalah gejala yang paling terlihat di periode awal kasus. Gejala lain termasuk beringus dan bagian kuku yang sakit hingga luka.

Mahasiswa KKN Tematik 114 Unhas Sosialisasi Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku Ternak Sapi di Desa Patampanua

Dalam sesi tanya jawab, salah satu pertanyaan krusial dari peserta adalah mengenai penularan PMK kepada manusia dan keamanan konsumsi daging ternak yang terinfeksi. “Saya menegaskan bahwa PMK tidak menular langsung ke manusia.

Akan tetapi, Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa manusia dapat menjadi perantara penyebaran virus jika tidak menjaga kebersihan setelah kontak dengan ternak sakit dan kemudian berinteraksi dengan ternak sehat. Saya juga menambahkan bahwa apabila kita mengonsumsi ternak yang terkena PMK, umumnya tidak akan tertular penyakit karena proses memasak daging dengan suhu yang tepat akan membunuh virusnya.” ungkap penanggung jawab.

Dalam upaya pengendalian dan pemberantasan PMK, vaksinasi menjadi kunci utama. Langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang saya sampaikan meliputi isolasi ternak yang sakit, segera menghubungi kepala desa atau petugas peternakan jika ada yang sakit, melakukan pengobatan, dan yang terpenting, tidak menjual ternak saat masih sakit. Saya juga menekankan pada konsep “K-I-O-S”: Kenali gejalanya, Isolasi ternak sakit dan sehat, Obati dengan melaporkan kasus ke petugas, dan Sembuhkan/rawat dengan baik serta jangan dijual saat masih sakit.

Kegiatan pengobatan dan desinfeksi di area kasus akan dilakukan secara berkala oleh petugas, dan pemilik ternak juga dianjurkan untuk melakukan desinfeksi mandiri. Pelaporan kasus juga saya tekankan sebagai kunci keberhasilan pengendalian. Sebagai penutup acara, dibagikan doorprize kepada tiga orang pemenang, menambah semangat dan motivasi peserta. Diharapkan sosialisasi ini dapat meningkatkan kesadaran peternak dalam melindungi ternak mereka dari PMK.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.