Pembukaan Kembali Tidak Berarti Kembali Normal
Komentar

Pembukaan Kembali Tidak Berarti Kembali Normal

Komentar

Terkini.id, Makassar – Pembukaan kembali dari penguncian lockdown / PSSB tidak berarti kembali normal, dan normal bukanlah yang seharusnya kita perjuangkan. Namun itu berarti situasi dimana yang kita idamkan, yang diharapkan membawa keselamatan dan kewaspadaan dalam kehidupan ekonomi dan masyarakat kita. Hal itu berarti terus memenuhi kebutuhan keluarga kita, manula, pekerja garis depan seperti petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan, karena membuka kembali ekonomi tidak akan meleburkan rasa sakit yang terus dirasakan oleh begitu banyak orang di kota kita yang terkena dampak krisis pandemi Corona Virus Deases (COVID-19) ini.

Pembukaan kembali atau dapat diartikan sebagai pembukaan lockdown dan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar PSSB, itu berarti bekerja secara kolektif, untuk memulihkan kondisi kesehatan dan kekuatan kota kita dan penduduknya. Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian masyarakat kita mengalami trauma pandemi ini.

Salah satu Dosen Poltekkes Kemenkes Makassar Raimundus Chalik, S.Si., M.Sc., Apt. akrab dengan sapaan Roy saay ditemui ini yang sering menyampaikan hal-hal yang positif disetiap materi webinarnya Senin, 08 Juni 2020.

Roy menjelaskan perlu kerja keras kita semua secara bersama untuk segera keluar dari musibah wabah yang melanda negeri ini. Kesadaran yang baik dan perubahan prilaku dari kita semua akan membantu pemerintah dalam mencegah dan mengurangi penularan dari COVID-19 ini, sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti semula sebelum COVID-19, karena itulah fitrah kita manusia sebagai mahluk sosial.

“Kurang lebih selama tiga bulan kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah, dan selama itu juga tak henti-hentinya, tak bosan-bosannya pemerintah kita mensosialisasikan, mengedukasikan cara hidup sehat di tengah pandemi COVID-19 dalam fase abnormal dengan protokol kesehatan yang ketat,” ungkap Roy.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Roy juga menambahkan, kita tidak bisa bertahan dengan model seperti itu secara terus-menerus, dampak penurunan ekonomi masyarakat semakin nyata di depan mata, khususnya mereka yang selama ini berpenghasilan jauh dibawah rata-rata, atau pas-pasan, PHK dimana-mana, menuntut mereka untuk tetap hidup, dan pemerintah telah merespon kondisi ini dengan melakukan pembukaan lockdown, pelonggaran PSSB, yang disebut sebagai tatanan kehidupan normal baru.

“Namun pembukaan kembali ini jangan disalahartikan atau diasumsikan sebagai kondisi yang sudah normal, sehingga tidak lagi memperhatikan protokol kesehatan COVID-19. Justru pembukaan kembali itu perlu lebih waspada terhadap serangan gelombang kedua dari COVID-19 ini, jika kita bertindak lalai, dan menganggap kondisi ini sudah aman, sehingga kita kembali ke model kehidupan seperti biasanya,” tambahnya.

Dalam fase pembukaan kembali ini, justru perlu sosialisasi dan edukasi yang lebih luas terhadap konsep new normal itu, agar kita bisa hidup berdampingan dengan COVID-19 tanpa rasa panik dan cemas dan kita berharap bahwa fase normal yang sesungguhnya pasti akan segera datang dengan membawa begitu bayak perubahan dan hikmah yang positif dalam digitalisasi berbagai sektor.

Sumber : Raimundus Chalik, S.Si., M.Sc., Apt. (Dosen Poltekkes Kemenkes Makassar)