Terkini.id, Jakarta – Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu mengkritik Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo terkait kenaikan PPN menjadi 11 persen.
Said Didu mempertanyakan tugas Prastowo sebagai Stafsus Menkeu yang dinilai Said Didu hanya menyerang pihak yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
“Apakah beliau memang pejabat yang ditugaskan untuk menyerang pribadi orang yang kritisi kebijakan pemerintah?”, tulis Said Didu dalam sebuah cuitannya di media sosial Twitter, dikutip pada, Sabtu 2 April 2022.

Ditelusuri Terkini.id, belakangan cuitan Said Didu memang beberapa ditulis untuk mengkritik Stafsus Kemenkeu tersebut yang dinilainya menyerang pribadi seseorang yang mengkritik kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Hari ini muncul banyak berita dan mention barang-barang yang katanya tidak naik akrena kenaikan PPN. Janganlah membodoho rakyat seperti itu . barang yang tidak kena PPN dipastikan naik juga karena bahan baku untuk produksi, atau alat produksi serta untuk distribusi akan naik karena kenaikan PPN, maka semua akan naik”, tulis Said Didu.

- Komnas Sebut Ada Indikasi Pelanggaran HAM di Kasus Brigadir J, Said Didu: Ucapannya Tergantung Arah Angin
- Jokowi Ingin IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Said Didu Kritik: Jadi Arena Balapan Mobil Gaib Seperti Esemka
- Peserta BPJS yang Meninggal Dunia Wajib ke Kantor, Said Didu: Memalukan!
- Fadli Zon Temui Ketua Parlemen Ukraina, Said Didu: Bawa Pesan Khusus Juga?
- Bukan Ukraina, Said Didu Jelaskan Faktor-faktor Anjloknya Harga Sawit
“Mas @prastow yth, tugas anda memang untuk menyerang pribadi orang-orang yang kritisi kebijakan pemerintah?”, tulis Said Didu.

Eks Sekretaris BUMN tersebut juga mempertanyakan kepada Prastowo jumlah orang yang pribadinya diserang akibat mengkritik pemerintah.
“Sudah berapa banyak orang yang anda perlakukan seperti itu? Apakah fasilitas negara dan gaji dari uang rakyat untuk menyerang pribadi orang yang kritisi kebijakan pemerintah? Mari berdebat substansi”, tulisnya lagi.
Seperti diketahui, awal mula kritikan Said Didu untuk Yustinus Prastowo yakni mengenai masalah harga beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan akibat PPN dinaikkan menjadi 11 persen. Dengan adanya kritikan dari Said Didu, Prastowo kemudian menyindir balik dengan menyebut harus rajin membaca agar tidak salah dalam menanggapi suatu permasalahan.

“Nah, inilah kalau tidak mau membaca, belajar, dan mendengarkan, langsung nge-judge. Pak @msaid_didu pasti paham fasilitas dalam supply chain. PPN dibebaskan/tidak dipungut dan mekanisme pengkreditan pajak justru untuk menghindari distorsi harga Please, jangan bodohi pengikutmu pak”, tulis Prastowo dalam sebuah cuitannya.