Terkini.id, Jakarta– Belakangan ini, hangat diperbincangkan isu bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghilangkan frasa ‘agama’ dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 dan juga akan menghilangkan mata pelajaran agama dari kurikulum.
Ade Armando turut mengomentari bahwa hal tersebut adalah sebuah fitnah ke Nadiem Makarim sebagai Mendikbud dan juga Pemerintahan Joko Widodo secara keseluruhan.
Awalnya, Ade menyampaikan bahwa di dalam Peta Jalan Pendidikan memang tidak ada kata ‘agama’ namun ada frasa ‘beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.’
“Ternyata itu nggak cukup. Fraksi PKS, misalnya menuduh bahwa pemerintah dengan sengaja menghilangkan kata ‘agama.’ Dan rupanya bagi PKS, hilangnya kata ‘agama’ itu adalah sebuah skandal besar,” ujarnya.
Ade secara spesifik menyebut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Al-Muzzammil Yusuf, yang dalam rapat dengar pendapat di DPR meminta agar Peta Jalan Pendidikan tersebut dicabut karena tidak sejalan dengan UUD 1945.
- Ketum PSI, Kaesang Pangarep Tegur Keras Ade Armando
- Kader PSI Ade Armando: PDIP Partai Sombong, Kesombongan Mereka Mahal
- Ade Armando Resmi Gabung dengan Partai PSI, Bakal Diumumkan Sore Ini
- Ade Armando Yakin Anies Baswedan Bakal Menang Jika Ganjar Pranowo Tak Maju
- Ade Armando Prediksi Anies Baswedan Akan Libatkan Politisasi Islam di Pilpres 2024
Menurut Ade, protes terkait hilangnya frasa agama tersebut tidak berdasar logika dan akal sehat.
Ia mencontohkan bahwa di dalam Pancasila, kata agama juga tidak disebut, yang disebutkan adalah negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, kata Ade, itu tidak berarti bahwa Indonesia menganggap agama tidak penting.
“Logika yang sama bisa kita gunakan tentang Peta Jalan Pendidikan itu. Kalau lah kata agama tidak disebut, bukan berarti dalam pendidikan Indonesia tidak ada muatan agama,” jelasnya.
Tapi, kata Ade, berbicara semacam ini bisa jadi memang tidak relevan karena para pemrotes memang sekadar mencari-cari alasan untuk menjatuhkan Nadiem dan Pemerintah Jokowi secara keseluruhan.
“Mereka terus mengintai Nadiem dan begitu mereka baca bahwa dalam Peta Jalan Pendidikan tidak ada kata ’agama’sebagai profil SDM unggul, maka itu mereka frame sebagai upaya sengaja pemerintah mengabaikan agama,” lanjutnya.
“Mereka ingin sekali umat Islam percaya bahwa pemerintah Jokowi anti Islam. Dan kemudian, agar semakin dramatis, mereka menyebarkan fitnah lebih jauh bahwa pemerintah berusaha menghilangkan pelajaran agama dari kurikulum. Ini jelas gorengan yang nir-akhlak,” ujarnya lagi.
Ade lalu mengatakan bahwa masalah ini kemudian harus dipandang dalam konteks yang lebih luas.
“Ini adalah cermin perang yang akan terus dilancarkan mereka yang berhasrat menjadikan Indonesia sebagai negara berbasis Islam. PKS adalah aktor utamanya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ade menjelaskan bahwa mereka yang berhasrat melakukan islamisasi ini khawatir melihat langkah-langkah tegas yang diambil pemerintah.
“Mereka rupanya dengan khawatir menyaksikan rangkaian langkah demi langkah yang dilakukan pemerintah Jokowi untuk mencegah terwujudnya cita-cita Negara Islam ini. Mereka melihat bagaimana pemerintah dengan tegas menghabisi HTI dan FPI.”
“Mereka melihat lahirnya beragam keputusan yang akan mempersulit proyek Islamisasi yang mereka sudah lakukan selama 20 tahun di lembaga-lembaga strategis di Indonesia,” kata Ade.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
