Terkini.Id, Jakarta – Sejumlah negara memperketat pintu masuk untuk turis dari China di tengah melonjaknya kasus Covid-19.
Kebijakan itu membuat pemerintah China marah.
Melalui juru bicara Kemeterian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, pengetatan untuk itu tidak berdasdarkan fakta dan bertentangan dengan kebenaran.
Dia mengklaim hal itu didasari atas prasangka, fitnah, dan manipulasi politik dengan motif tersembunyi.
Menurut Wang, saat ini patogenisitas dan virulensi Omicron telah melemah secara signifikan.
Di sisi lain kemampuan China dalam perawatan medis, deteksi patogen, dan vaksinasi terus meningkat, yang mengarah pada optimalisasi tindakan COVID di negara tersebut.
“(Pergeseran kebijakan COVID) ini bersifat ilmiah, tepat waktu, dan perlu. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keselamatan dan kesehatan masyarakat serta meminimalkan dampak epidemi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial,” kata Wang, dalam konferensi pers pada Rabu lalu yang dikutip dari Global Times, Minggu, 1 Januari 2023, dilansir tempo.co.
Dia melanjutkan, negara-negara di dunia juga mengalami masa adaptasi ketika menyesuaikan kebijakan pencegahan epideminya, tidak terkecuali di China. Wang mencatat bahwa saat ini, perkembangan situasi epidemi di Tiongkok secara umum terkendali.
Beijing menjadi yang pertama melewati puncak epidemi dan kehidupan secara bertahap kembali normal. Otoritas China telah membuat penilaian ilmiah dan persiapan yang diperlukan untuk kemungkinan puncak epidemi di provinsi dan kota lain. China juga memiliki keyakinan penuh untuk memastikan kemajuan transisi yang lancar dan teratur.
Namun, Wang mengkritik media Barat sengaja membesar-besarkan atau mendistorsi penyesuaian kebijakan pencegahan dan pengendalian epidemi China.