Soal Manusia Gurun, Prof Budi: Itu Opini Pribadi Tidak Sebagai Rektor!

Soal Manusia Gurun, Prof Budi: Itu Opini Pribadi Tidak Sebagai Rektor!

SW
R
St. Wahidayani
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Soal Hijab (penutup kepala) ala manusia gurun yang sempat viral dan menuai polemic kini Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Pofesor Budi Santosa Purwokartiko membenarkan tulisan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Prof Budi Santosa mengutarakan bahwa pernyataan di dalam tulisan statusnya itu bagian dari opininya pribadi dan bukan mengatasnamakan dirinya sebagai Rektor ITK Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Tulisan itu opini pribadi saya ya, tidak sebagai rektor. Kalau kampus, humas saya juga sudah sampaikan bahwa ini urusan pribadi saya, jadi bukan ITK. Jadi kalau misalkan ada (yang minta) klarifikasi saya minta untuk menghubungi saya,” ucap Prof Budi.

Budi Santoso bahkan menyampaikan maksud dari tulisan itu yang tidak bermaksud untuk mendiskriminasi hijab ataupun menyinggung soal kalimat dalam ajaran agama Islam.

“Dalam tulisan, saya tidak ada menaruh kata kalau yang menggunakan kerudung, akan saya nilai jelek. Nggak ada loh. Saya hanya bercerita kebetulan dari 12 (mahasiswi) itu ternyata tidak ada yang pakai kerudung,” ungkapnya. Dikutip dari Jpnn. Sabtu, 7 Mei 2022.

Baca Juga

Budi menjelaskan, pilihan diksi di dalam tulisan statusnya itu berawal ketika dirinya sedang menjadi bagian dari tim seleksi mahasiswa beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah Kemenkeu.

“Saya saat itu saya sedang mewawancarai calon peserta student mobility. Menurut saya ini cukup surprise, ternyata dari 14 mahasiswa yang saya wawancarai, terdiri dari dua cowok dan 12 cewek, kebetulan kok tidak ada yang berkerudung semua. Kok seperti mahasiswa jaman dulu ya. Makanya saya nulis itu,” jelasnya.

Menurutnya, keduabelas mahasiswa tersebut juga memiliki nilai IP yang cukup tinggi. Budi menilai, seluruhnya juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup baik.

“Saya senang sekali karena mereka ini ternyata pinter-pinter. IP mereka itu 3,9 dan 3,8. Bahasa Inggrisnya bagus. Orang tua pasti kagum lah. Dan mereka itu sangat open minded. Kemudian kami bicara mencari informasi tempat-tempat tujuan,” jelasnya.

Budi menyayangkan banyak pihak yang salah paham dengan maksud dari isi tulisannya itu. Hal tersebut terjadi dikarenakan ada oknum yang menurutnya sengaja menggarisbawahi perihal sebutan penutup kepala dan manusia gurun.

Itu yang menurut saya, sangat disayangkan. Dan orang tidak membaca tulisan aslinya.

“Padahal saya menilai tidak berdasarkan dia pakai kerudung atau tidak. Nggak ada. Karena poin-poin yang dinilai bukan itu. Bahkan soal pertanyaan mengenai agama saja enggak ada. Jadi gak ada itu diskriminasi,” jelasnya.

“Jadi maksud saya tidak seperti orang-orang yang pakai tutup kaya orang timur tengah kan banyak pasir, angin, panas gitu ya. Ya seperti gaya anak-anak muda seperti dulu. Dan saya tidak ada menyebutkan, menilai perempuan menggunakan kerudung saya akan nilai jelek,” tambahnya.

Kendati demikian, Prof Budi sadar bahwa tulisan statusnya itu kekinian dipermasalahkan lantaran dianggap mendiskriminasi perempuan berhijab serta bermuatan SARA.

Namun, Prof Budi kembali menegaskan kalau dirinya tidak pernah menilai mahasiswa perempuan yang menggunakan hijab ataupun tidak.

Dia pun berharap agar permasalahan tulisan statusnya itu tidak sampai melibatkan dan menyeret nama besar ITK Balikpapan.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.