Terkini.id, Jakarta – Ustaz Tengku Zulkarnain, dikenal kerap kali membuat pernyataan keras dan mengkritisi pemerintah.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain baru-baru ini terang-terangan membeberkan alasan mengapa dirinya tidak mendukung Joko Widodo dan memilih mendukung Prabowo saat Pilpres 2019 lalu.
Padahal, seperti diketahui, wakil Jokowi adalah Ketua MUI Maruf Amin.
Tengku Zul mengungkapkan bahwa dirinya tidak cocok dengan Joko Widodo lantaran dilatarbelakangi oleh PDI-P . Dia juga menyatakan bahwa dirinya baru akan mendukung jika Maruf Amin yang maju menjadi presiden.
“Kalau Kyai Maruf jadi presiden saya tim kampanyenya, pakai duit saya,” kata Tengku Zul saat menjadi narasumber tayangan kanal YouTube Refly Harun yang diunggah pada Senin 22 Juni 2020.
- Walikota Munafri Tegaskan Makassar Kota Inklusif di Malam Budaya STFT INTIM
- Bank Mandiri Siap Kelola Dana Rp55 Triliun
- Sukses Gelar RUPSLB, Telkom Tetapkan Perubahan Pengurus Perseroan
- Komite III DPD RI Apresiasi Pemprov Sulsel dalam Proses Penerimaan Siswa Baru
- Selamatkan Honorer, DPRD Desak Pemkab Jeneponto Bersurat ke Kemenpan RB dan BKN
Tengku Zul melanjutkan, karena ada Presiden Jokowi di samping Maruf Amien, maka ia hanya bisa memberi dukungannya separuh saja.
“Tapi ada Jokowi di situ ya separuh-separuh. Kalau Jokowi wafat Kyai Maruf jadi presiden, baru saya banyak membantu. Tapi kalau salah tetap kritik,” ucap Tengku Zul dikutip dari suaracom.
Mendengar pernyataan Tengku Zul itu, Refly Harun tampak sedikit kaget, “Wah ini pernyataan keras, nih.”
“Saya memang begitu sama Kyai Maruf, saya kalo sama Kyai Maruf tanpa risau. Saya bergaul 22 tahun sama Kyai maruf beliau ketua umum, saya wakil sekjend,” kata Tengku Zul.
Meskipun demikian, Tengku Zul tetap menyatakan ketidakcocokannnya dengan Presiden Joko Widodo.
“Tetapi saya enggak mau sama Pak Jokowi, karena di belakang Pak Jokowi siapa? Saya enggak cocok. Ada PDIP di situ kan saya enggak cocok,” jelas Tengku Zul.
Tengku Zul membeberkan alasan ketidakcocokannya dengan PDIP yang dinilainya tidak memiliki sikap dalam memperjuangkan agama.
Ia lantas menyinggung soal sikap DPR dari fraksi partai berlogo banteng tersebut yang memilih walkout dalam pembahasan UU Pornografi dan UU Pendidikan.
“Coba UU pendidikan, Bang Rafly masih ingat pasal 12 a, tiap-tiap anak didik berhak mendapat pendidikan agama, sesuai agama yang dianutnya, dengan diajarkan guru yang seagama yang dianutnya. Ini kok walkout,” ujar Tengku Zul.
Di sisi lain, Tengku Zul juga bercerita bahwa dirinya pernah membahas soal pendapatnya kepada PDIP dengan almarhum Taufiq Kiemas yang merupakan politikus sekaligus suami dari Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Waktu itu ditawari jadi DPR RI dari PDIP, saya bilang saya enggak mau karena kalian cenderung sekuler. Taufiq Kiemas bilang gini, “kapan PDIP jadi hijau kalau alim ulama enggak mau datang ke PDIP?”” kata Tengku Zul menirukan ucapan Taufid Kiemas.
Mendengar pernyataan Taufiq, Tengku Zul sempat termenung. Namun, ia bersikukuh dengan pendiriannya.
“Saya bilang begini lah, “Bang, jadikan dulu PDIP jadi hijau, baru saya masuk. Saya khawatir kalau saya masuk bukan PDIP yang jadi hijau tapi saya yang jadi merah,” kata pria berdarah Melayu Deli tersebut.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.