Terkini.id, Makassar – Pemerintah Kota Makassar tengah mewacanakan pengurangan simpang kapsul alias U-Turn secara masif.
Belakangan, aktifitas Pak Ogah kian masif dan dikeluhkan, sebab menyebabkan perlambatan kendaraan hingga kasus pengrusakan kendaraan.
Pengamat Transportasi, Universitas Negeri Makassar (UNM) Qadriathi Daeng Bau menilai upaya pengurangan U-Turn di Makassar memang sangat diperlukan.
U-Turn jalan-jalan di Makassar, kata dia, tak ideal dan terlalu banyak. Selayaknya tiap jalan untuk satu U-Turn itu haruslah minimal 500 meter.
“Jarak terdekat U-Turn itu 500 meter. Tetapi fenomena di Kota Makassar tidak seperti itu, terlalu banyak U-Turn dan bukaan,” kata dia, Selasa, 6 Juni 2023.
Banyaknya U-Turn ini kemudian dimanfaatkan oleh Pak Ogah, yang kian memperlambat laju kendaraan. Qadriathi mengaku sangat sepakat jika upaya ini dilakukan untuk mengurangi perilaku mereka.
Untuk kian mengefektifkan upaya ini, juga perlu dikoordinasikan dengan provinsi dan balai jalan sebab tiap jalan saling terkoneksi namun kewenangan berada ditangan yang berbeda.
Penanganan pada satu jenis jalan saja tidak akan efektif, sebab kemacetan selalu memiliki efek berantai.
Dia mencontohkan di Jl Pettarani, yang merupakan Jl Nasional berada di bawah tanggung jawab Balai Jalan Nasional, di mana sekitarnya terkoneksi jalan kota dan Jl Provinsi.
Kawasan ini memiliki U-Turn yang sangat banyak, meski penerapan dilakukan di Jalan-Jalan kota, jika jalan-jalan nasional sebagai jalan utama tidak menerapkan hal serupa maka perlambatan tetap akan berimbas ke jalan-jalan kota tersebut.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.