Terkini.id – Dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19 Pfizer dinilai memiliki perlindungan lebih tinggi dibanding Sinovac. Hasil tersebut merupakan riset terbaru dari Turki.
Melansir dari Detikcom, Daily Sabah melaporkan, Kelompok Penasihat Ilmiah Coronavirus Kementerian Kesehatan Turki telah membahas hal ini dan akan segera mengumumkan aturan perihal dosis ketiga.
Studi yang digarap Marina Celal Bayar University Turki ini melibatkan 1.053 tenaga kesehatan (nakes) di RS Universitas Hafsa Sultan University yang sudah mendapatkan dosis ketiga vaksin Covid-19.
Dari pengukuran 28 hingga 45 hari ditemukan, nakes penerima booster vaksin Pfizer memiliki tingkat antibodi lebih tinggi dibanding penerima booster vaksin CoronaVac.
“Vaksin [Pfizer/BioNTech] yang diberikan pada vaksin dosis ketiga menunjukkan keunggulan yang signifikan dalam perlindungan, baik dalam hal tingkat antibodi maupun status penyakit, dibandingkan dengan vaksin CoronaVac dosis ketiga,” kata para peneliti dikutip dari SCMP.
- Perhatian! Kemenkes Putuskan Hentikan Vaksin Sinovac bagi Masyarakat Usia Ini, Simak Alasannya
- Singapura Wajibkan Warga Penerima Vaksin Sinovac untuk Lakukan Ini!
- Anjurkan Vaksinasi Anak 6-11 Tahun, Menteri PPPA: Orangtua Tak Perlu Ragu
- Vaksin Sinovac Diincar untuk Booster, Seberapa Manjur sih?
- Kabar Bahagia Bagi Penerima Vaksin Sinovac! Dosis Ketiga Ampuh Tangkal Varian Delta? Simak Penjelasannya
Hasil awal studi menunjukkan, nakes penerima booster Pfizer lebih sedikit terinfeksi Covid-19 dibandingkan penerima booster CoronaVac.
Kemudian peneliti menambahkan, hampir 500 peserta yang menerima tiga dosis vaksin sudah mencapai tingkat antibodi pelindung. Hal itu terlepas dari preferensi vaksin Covid-19 dosis ketiga.
Diketahui, nakes yang terlibat dalam penelitian ini menerima dosis pertama vaksin pada Januari 2021, ketika Turki memulai peluncuran CoronaVac. Dilanjutkan dengan pemberian dosis kedua pada Februari 2021.
Juli 2021, Turki mulai memberikan suntikan booster kepada pekerja rumah sakit sebagai langkah antisipatif terhadap penyebaran varian Delta.
Para peneliti mengingatkan, keakuratan data dalam studi efek booster vaksin Pfizer atau CoronaVac dipengaruhi oleh jumlah infeksi dan kemungkinan kasus yang terlewatkan.