14 Santriwati Diperkosa Ustaz Hingga Hamil dan Melahirkan, PSI Temukan Keanehan di Lokasi Pesantren
Komentar

14 Santriwati Diperkosa Ustaz Hingga Hamil dan Melahirkan, PSI Temukan Keanehan di Lokasi Pesantren

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Peristiwa kekerasan seksual yang mengerikan kembali terungkap. Belasan santriwati di Kota Bandung menjadi korban pemerkosaan oknum guru pesantren.

Ironisnya, dari 14 santri tersebut, empat di antaranya telah hamil bahkan melahirkan bayi. Pelaku yang diketahui bernama Herry Wirawan tersebut pelaku telah ditahan dan sedang diadili.

Kasus tersebut menjadi sorotan semua pihak. Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak (KSPPA-PSI) Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) juga mendapat aduan kasus itu dari DPD PSI Kota Bandung.

Pengurus KSPPA-PSI Mary Silvita mengklaim bahwa pihaknya sudah mengawal kasus itu sejak Oktober lalu. Ketika itu mendapat aduan dari pengurus PSI Kota Bandung. Kemudian dibentuk tim yang terdiri atas pengurus PSI Bandung dan KSPPA-PSI.

“Itu sungguh-sungguh tindakan biadab, merendahkan kemanusiaan. Kami meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya,” kata Mary Silvita dikutip dari  JawaPos.com, Kamis 9 Desember 2021.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Mary Silvita menyebut HW yang diduga sebagai pelaku memperkosa 14 santriwati. Empat di antaranya hamil hingga melahirkan.

Lebih jauh Mary Silvita mengatakan, Tim KSPPA-PSI mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Bahkan berkomunikasi dengan para korban. Selain itu juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk MUI Jabar.

Pada sidang 7 Desember 2021, tim mendampingi KSPPA-PSI saksi korban di persidangan. Dalam persidangan itu, jaksa menyebut perbuatan terdakwa dilakukan dalam periode 2016 hingga 2021. Dari total 14 korban, empat di antaranya hamil, bahkan hingga melahirkan.

Ke-14 korban merupakan santriwati yang tengah menimba ilmu di pesantren di kawasan Cibiru, Kota Bandung.

Dalam pendampingan tersebut, KSPPA-PSI meminta Pemprov Jawa Barat untuk memperhatikan nasib korban, terutama anak-anak yang lahir akibat pemerkosaan keji tersebut.

“Pemerintah daerah setempat harus menjamin korban untuk dapat terus memperoleh pendidikan demi masa depan mereka. Wajib juga diberikan fasilitasi terhadap santriwati lain yang harus mencari pesantren baru karena pesantren tersebut ditutup” kata Mary.

Lewat media sosialnya, Mary juga mengabarkan bahwa tim KSPPA-PSI juga sempat mengunjungi lokasi pesantren yang menjadi TKP pemerkosaan belasan santri, di bilangan Komplek Sinergi Antapani, Jl. Suka Nagar Antapani.

Dari pengakuan warga sekitar, terlihat keanehan di pesantren tersebut, seperti santriwati yang terlihat ketakutan setiap kali Herry Wirawan pulang.

Selain itu, warga juga melihat beberapa bocah balita yang parasnya mirip Herry Wirawan dan usianya tidak jauh beda.

“Penduduk sekitar mengaku sering melihat keanehan dari pondok tersebut. Beberapa warga yang tinggal persis di depan rumah atau pondok pendampungan santriwati itu mengaku sering melihat santriwati terlihat ketakutan dan langsung masuk ke dalam rumah setiap kali HW pulang.

Tampak seperti ada pembatasan untuk berbicara dan berkomunikasi bagi santriwati dengan para tetangga. Namun warga mengatakan, seorang anak berusia 9 tahun, berkulit hitam manis, asal Papua sering terlihat menangis dan mengadu kepadanya bahwa dia sering didorong dan dimarahi.

Warga juga menuturkan bahwa para tetangga selalu memberi bantuan, baik berupa uang, makanan dan barang ke isteri HW. Karena mereka memang selalu membuat pengumuman menerima donasi untuk para anak yatim piatu yang mereka asuh.

Kejanggalan lain yang dilihat warga adalah, keberadaan anak-anak balita yang dia lihat berparas mirip dengan HW, padahal usia para balita seperti sepantaran. Hal lainnya yang mengundang tanya adalah, kebiasaan para santriwati bekerja sehari-hari. Mereka tampak lebih sering bekerja daripada belajar. Mulai dari mencuci, menjemur pakaian, bersih-bersih, sampai mengaduk semen,” tulisnya.