Terkini.id, Jakarta – Belum lama ini beredar kabar lewat pesan berantai di aplikasi perpesanan WhatsApp yang menyebutkan bahwa COVID-19 sengaja dimasukkan dalam tubuh masyarakat melalui alat Rapid Test.
Narasi dalam pesan berantai tersebut mengklaim bahwa rezim dengan sengaja menjadikan masyarakat positif Corona.
Berikut narasi yang tertuang dalam pesan berantai tersebut:
“KACAU KACAU KACAU KACAU APAKAH REZIM INI SENGAJA Ini berita A1 karena ada ling Media yg mempertanggungjawabkan informasi yaitu www.viva.co.id.
Rezim dengan sengaja tiap daerah diciptakan Zona merah agar masyarakat tidak bisa berfarak dan tidak ada gerakan.
- Pemerintah Lewat Kemenkes Resmi Tetapkan Tarif Tes Rapid Antigen, Ini Harganya
- Tak Bisa Tolak Kedatangan Tamu Usai Dilantik, Danny-Fatma Siapkan Rapid Test
- Putus Penularan Covid-19 Kodim 0311 Pessel Gelar Rapid Test
- Garuda Indonesia Gandeng Pemprov Sulsel Sediakan Rapid Antigen Gratis
- Minimalisir Paparan Covid-19, Yonkav 6 Naga Karimata Laksanakan Kegiatan Rapid Tes
Setiap ada yg positif pssti dinyatakan Zona merah, sehingga yg masyarakat yang tadinya negatip diupayakan untuk menjadi positip dengan cara memaksukan covid-19 ke tubuh masyarakat melalui Rapid Test dengan dalih tes kesehatan.
Ketika masyarakat tidak bisa bergerak dan tidak ada gerakan maka Rezim akan semena mena bertindak untuk kepentingan kelompoknya.”

Berdasarkan penelusuran fakta seperti dilansir dari Liputan6com, Selasa, 12 Mei 2020, klaim COVID-19 dimasukan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dan membuat zona merah COVID-19 tersebut melampirkan artikel pemberitaan di situs viva.co.id.
Artikel tersebut mengulas tentang perbedaan hasil tes cepat COVID-19 melalui metode rapid test dengan dengan hasil tes swab PCR, pada warga di dusun yakni Banjar Serokadan di Desa Abuan, Bangli, Bali.
Hasil rapid test 443 orang positif, sehingga Pemprov Bali melakukan isolasi satu dusun yang dihuni 1.210 orang warga.
Namun setelah diuji ulang dengan tes PCR, 275 orang malah dinyatakan negatif. Sementara hasil untuk 139 orang lain masih ditunggu hasil swab-nya.
Namun, dalam isi artikel pemberitaan viva.co.id tersebut tidak terdapat kalimat yang menyatakan COVID-19 sengaja dimasukan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dan membuat zona merah COVID-19.

Menanggapi informasi tersebut, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, klaim tentang COVID-19 dimasukkan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dan membuat zona merah, tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Apakah yang menulis berani mempertanggungjawabkan tulisannya?” kata Yurianto saat berbincang dengan Liputan6com.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebutkan bahwa alat rapid test sudah dimasuki virus corona adalah klaim yang salah dan menyesatkan alias hoaks.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
 Mitra Terkini
Mitra Terkini
