Terkini.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo kembali akan mengumumkan penyetopan kegiatan ekspor komunitas mineral yakni Bauksit lantaran dianggap telah merugikan selama berpuluh-puluh tahun.
Penyetopan ekspor Bauksit ke luar negeri sejatinya upaya pemerintah untuk mendapatkan nilai tambah dari hasil ekspor.
Makanya pemerintah juga getol mewajibkan perusahaan mineral khususnya Bauksit untuk melakukan hilirisasi di dalam negeri.
Presiden Joko Widodo juga menambahkan salah satu hal penting yang harus dilakukan Indonesia adalah hilirisasi.
Selain itu, presiden menambahkan dalam penyetopan ekspor nikel pendapatan negara melalui ekspor nikel yang sudah dihilirisasi melejit hingga 30 miliar dolar Amerika Serikat dari yang sebelumnya hanya 1,1 miliar dollar Amerika Serikat.
- Ketua Umum PSSI Dapat Dua Instruksi Khusus soal FIFA
- Jajal Kereta dari Depo Maros ke Rammang-Rammang, Presiden Jokowi: Nyaman dan Bersih
- Megawati Curhat Sering Dibully Media: Saya Bisa Gugat Tapi Kasihan, Mereka Cari Makan Juga
- Presiden Jokowi Benarkan Sulit Seimbangkan Harga Beras
- 2 Juta Warga Masih Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Padahal di Indonesia Banyak Rumah Sakit Bagus
“Dulu ekspor bahan mentah nikel hanya menghasilkan 1,1. Ini tahun ini perkiraan saya sudah melebihi 30 miliar US dollar Tahun 2022,” ucap Presiden Jokowi.
“Dari 1,1 melompat ke 30 miliar US dollar. Betapa lompatan nilai tambah itu yang kita dirugikan berpuluh-puluh tahun,” sambungnya.
“Pajak nggak kita dapat, kalau kita ikut memiliki dividen nggak juga dapat, royalti juga nggak dapat, ya export juga nggak dapet, pembukaan lapangan kerja kita juga nggak dapat, nggak dapat apa-apa. Inilah yang harus dihentikan,” tambahnya. [YouTube CNBC Indonesia]
Jokowi juga mengatakan telah menghentikan ekspor nikel dan masih ada satu komoditas yang akan diumumkan terkait pemberhentian ekspor tersebut.
“Hari ini akan kita tambah lagi. Kalau kemarin stop nikel, hari ini nanti akan kita umumkan lagi satu komoditas yang kita miliki,” ujarnya.
Dari pernyataan Presiden Jokowi ini terkait Bauksit dimana juga ekspor ini dihentikan. Kemudian, dalam Emiten Nikel memuat Aneka Tambang senilai 1,99%, Timah dengan 0,86%, Vale Indonesia 1,39%, dan Bumi Resources Minerals dengan presentasi 0,61%.