Terkini.id, Jakarta – Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyarankan agar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jakarta dan sekitranya segera dihentikan sementara.
Sebab menurutnya, varian omicron tak hanya rawan bagi para lansia dengan penyakit komorbid, tetapi juga bagi anak-anak, terutama bagi yang usianya dibawah 5 tahun.
“Omicron rawan bukan hanya untuk lansia, tapi juga anak-anak, khususnya yang di bawah 5 tahun. Ini serius. Makanya saya selalu bicara untuk berhentikan PTM karena kita harus meminimalisir kasus,” ujar Dicky dikutip dari Kompas.com, Rabu, 2 Februari 2022.
Oleh karena itu, Dicky meminta semua pihak terkait segera melakukan langkah taktis untuk mengurangi penambahan kasus.
Salah satunya adalah dengan menghentikan PTM 100 persen sementara.
Di sisi lain, diketahui, Pemkot Bogor rupanya telah mengambil langkah lebih cepat alias gerak cepat (gercep) dari Pemkot DKI Jakarta.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, bahwa pemerintah kota Bogor telah memberhentikan PTM 100 persen sementara.
Penghentian PTM ini akan dilakukan sampai kondisi kasus sudah kembali terkendali.
Hingga Senin, 31 Januari setidaknya sudah ada 85 siswa dan guru dari berbagai tingkatan yang terkonfirmasi positif covid-19, dan jika tidak dilakukan pencegahan, dikhawatirkan akan menyebar hingga ke kluster keluarga.
Keputusan penghentian sementara PTM diambil setelah rapat antara Pemkot Bogor dan Forkopimda Kota Bogor.
Dengan dihentikannya PTM, siswa-siswi yang sebelumnya sudah sempat belajar di sekolah, kini harus kembali belajar secara daring, sementara sekolah-sekolah disemprot dengan disinfektan
Pemkot Bogor pun meningkatkan tracing dan test, serta menggencarkan vaksin untuk anak usia 6 hingga 11 tahun dan vaksin dosis penguat untuk tenaga pendidik.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
