Harga Minyak Goreng di Makassar Terus Naik, Pedagang dan Konsumen Resah

Harga Minyak Goreng di Makassar Terus Naik, Pedagang dan Konsumen Resah

KH
R
Kamsah Hasan
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Makassar – Kenaikan harga minyak goreng curah maupun dalam kemasan yang terjadi di banyak tempat memukul tak hanya konsumen tapi juga pedagang. Satu liter minyak goreng bahkan dibanderol Rp25 ribu.

Kenaikan harga minyak ini telah membuat para pedagang dan konsumen di pasar tradisional menjadi resah. Banyak yang sudah tidak mampu memenuhi stok lantaran tak harga minyak goreng yang sangat tinggi. Ketersediannya di pasaran menjadi terbatas. 

“Naik sekali ini harga minyak. Ini saja sekarang sudah tidak ada lagi saya jual yang eceran. Karena mahal sekali, yang ada cuman kemasan. Itu lagi harganya juga naik,” kata Imran, seorang pedagang minyak goreng di Pasar Terong, Kamis, 25 November 2021.

Padahal, dalam mengontrol harga minyak goreng, pemerintah menetapkan HET minyak goreng Rp11.000 per liter ketika harga kelapa sawit (CPO) dikisaran USD600 per ton. Namun kini terkerek dua kali lipat mengikut ke harga CPO yang naik. 

Ia mengungkapkan, situasi ini telah menyulitkan pedagang untuk menjual minyak goreng, sebab dengan harga yang tinggi tersebut, masyarakat jadi ogah untuk membeli. 

Baca Juga

“Ini harga jadinya nah bikin lari pembeli, karena memang tinggi sekali. Tadinya saya punya banyak sekali stoknya. Tapi karena mahal bisa kita lihat sendiri, kurang sekali itupun kebanyakan dari kemasan yang saya sortir ulang,” ujar Imran sembari menunjukkan minyak goreng yang dijualnya seharga Rp 24 ribu dengan ukuran sortir terbaru lebih dari 1 liter. 

Kenaikan harga minyak goreng juga terjadi di ritel modern, seperti Indomaret, Alfamart, maupun AlfaMidi. Harga tertinggi minyak goreng kemasan ukuran 1 liter, yakni Rp 22 ribu. 

Rati (43), Ibu rumah tangga, mengaku pusing begitu tahu harga minyak goreng naiknya sangat cepat dan begitu tinggi. 

“Tinggi sekali sekarang. Harus irit-irit pakai kinyak goreng,” katanya. 

Ia berharap, pemerintah sesegera mungkin punya solusi untuk mengatasi ini, sebab Ratih merasakan langsung, hanya berselang beberapa hari, harga minyak goreng naik sangat tinggi. 

“Lima hari lalu kalau tidak salah, masih Rp 19 ribu. Sekarang Rp 24 ribu saya belikan. Tidak adakah bisa nah bikin ini pemerintah atasi ini,” keluh Ratih. 

Terpisah, Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Makassar, Arlin Ariesta mengatakan, saat ini persoalan kenaikan harga minyak goreng telah ditangani oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Selanjutnya akan ada kebijakan yang akan dikeluarkan menyikapi masalah kenaikan harga ini. 

“Pemerintah ada TPID, sudah dimasukkan untuk dirumuskan kebijakan untuk di level daerah,” katanya. 

Adapun upaya Dinas Perdagangan Makassar, kata dia, salah satunya menggelar pasar murah di 15 kecamatan. Meski pasar murah tersebut tidak hanya mencakup minyak goreng saja, tapi bahan pokok dalam bentuk paket. 

Arlin menambahkan, terkait dengan operasi pasar untuk memastikan stok minyak goreng tetap aman, pihaknya terbatas untuk melakukan itu, sebab sudah memasuki akhir tahun. 

“Kalau operasi pasar ada juga, tapi itu beberapa bulan lalu. Sebenarnya bisa (kita lakukan, tapi kita mesti koordinasi dulu. Saya juga harus tanyakan ini ke TPID terlebih dahulu konsultasi,” jelasnya. 

Arlin menjelaskan, operasi pasar sejatinya dilakukan untuk mengendalikan ketersediaan bahan pokok di pasar, termasuk minyak goreng. Operasi pasar memungkinkan pemerintah untuk mensubsidi harga bahan pokok yang mengalami keterbatasan ketersediaan. 

Opsi ini, kata dia, bisa ditempuh dengan melakukan koordinasi dengan beberapa instansi terkait seperti bulog, suplaier dan sebagainya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.