Heboh Sembako Bergambar Puan Maharani, Ternyata Tak Bisa Dihitung Politik Uang, Kok Bisa?

Heboh Sembako Bergambar Puan Maharani, Ternyata Tak Bisa Dihitung Politik Uang, Kok Bisa?

R
Raja Ade Romania
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Ahli hukum tata negara, Refly Harun, buka suara menanggapi postingan yang beredar di media sosial soal sembako yang bergambarkan Ketua DPR RI, Puan Maharani

Menurut Refly, hal itu bukanlah sebuah masalah sebab apa yang dilakukan Puan Maharani tak bisa dikategorikan Money Politic atau Politik Uang. 

“Tapi kalau sembako dibagikan sekarang nggak masalah karena memang belum musim kampanye,” kata Refly Harun.

Namun, apabila sudah memasuki musim kampanye untuk kontestasi pemilihan maka tidak diizinkan karena termasuk politik uang.

Meskipun, secara pribadi diakui Refly Harun, kalau politik uang seperti ini memiliki dampak yang tidak baik untuk masyarakat.

Lantaran seolah masyarakat dididik agar memilih berdasarkan bantuan yang diberikan oleh para calon, dia pun mengusulkan untuk bantuan ditempatkan ke satu tempat, contohnya Kementerian Sosial.

Lalu Kementerian Sosial pula yang membagikan, hal itu guna bantuan yang dibagikan pada masyarakat tidak tumpang tindih dengan yang dari negara.

“Tapi pasti nggak mau karena maksudnya adalah memang berkampanye,” tuturnya, dalam kanal YouTube Refly Harun, Jumat 24 Desember kemarin.

Namun, pembagian sembako bergambar Puan Maharani ini juga tidak dapat dikatakan sebagai kampanye terselubung, karena ini terang-terangan, walau tidak disebutkan secara jelas.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, Refly Harun mempertanyakan kenapa sembako tersebut harus menggunakan wadah atau tas yang bergambar Puan Maharani, dan disebutkan kalau itu dari Ketua DPR ini.

Padahal, dia melanjutkan, secara de facto sumbangan tersebut diberikan oleh anggota DPR yang dipilih rakyat di daerah tersebut.

Akan tetapi, Refly Harun mengatakan sebagai orang luar hanya dapat memberikan kritik pada kebijakan partai yang sudah ditetapkan.

“Toh masyarakat juga merasakan akhirnya mendapatkan sembako juga beras premium, walaupun sekali lagi tetap tidak mendidik kalau menurut saya,” ucapnya.

“Karena biasanya akhirnya masyarakat hanya akan berpikir bahwa, konkrit itu kalau mereka langsung dikasih sumbangan,” sambungnya.

Sementara sumbangan yang diberikan ini bisa saja tumpang tindih dengan program-program negara, tetapi hal terpenting adalah fenomena seperti ini memang terjadi dan ada.

“Tidak boleh kita nafikan begitu saja,” tandasnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.