Terkini.id, Makassar – Devisa Indonesia dari wisata halal sebesar Rp 140 triliun dengan prediksi kenaikan wisatawan muslim atau halal sebanyak 230 juta jiwa di tahun 2026.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Anggiat Sinaga menuturkan dalam rilisnya, Kamis, 15 Agustus 2019, Sulsel menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata halal di Indonesia.
“Pertumbuhan wisata rata-rata naik 25 persen per tahun dan tahun 2019 ditargetkan menjadi 42 persen,” ungkapnya.
Dia menambahkan, jika melihat dari sisi potensi, yang menjadi fokus adalah bagaimana cara besaran potensi itu diaktualisasikan secara bisnis.
Hal yang menjadi tantangan, kata Anggiat, adalah kurangnya keinginan untuk bergerak dan menggarap pasar-pasar halal seperti:
- Harga Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Naik, Benarkah Biaya Konservasi Jadi Alasan?
- TNI AL Berkolaborasi Dengan Kemenparekraf Gelar Vaksinasi Go To School
- Kabar Gembira, Pemkab Sediakan Bus Wisata Gratis Bulukumba-Bira, Ini Jadwalnya
- Gubernur Sulsel Ajak Kepala Daerah Terpilih Poles Potensi Wisata
- Sandiaga Uno Coba Abbott ID NOW, Inovasi Pendeteksi Covid yang Cocok Ditempatkan di Destinasi Wisata
1. Kurang pemahaman standarisasi halal beserta hukumnya.
2. Masih kurang perhotelan berbasis syariah.
3. Masih kurang hotel dan restoran yang bersertifikat halal.
4. Uniform karyawan diperhotelan yang belum menggunakan busana muslim.
5. Moslem city tour.
6. Masih lemahnya branding promosi muslim friendly destination.
7. Kurang muslim friendly aminities
Strategi yang ditempuh, kata Anggiat, meliputi sosialisasi sertifikat halal bagi dunia perhotelan dan restoran, mengembangkan destinasi wisata muslim, memperkenalkan menu halal, menyediakan fasilitas salat dan lain sebagainya.