Terkini.id, Jakarta – Gerakan Anti Radikalisme alumni Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) memberikan klarifikasi terkait rumor yang beredar bahwa Fadjroel Rachman, Juru Bicara (Jubir) Presiden Jokowi adalah anggota GAR ITB. Jubir GAR ITB, Shinta Madeari Hudiarto menyampaikan bahwa Fadjroel Rachman bukan anggota mereka.
Seperti diketahui, sebelumnya salah satu anggota GAR ITB bernama Nelson Napitupulu mengatakan Fadjroel Rachman aktif tergabung dalam WAG (WhatsApp Group) atau Grup WhatsApp GAR-ITB.
“Ada, ada di WAG GAR-ITB. Iya [tergabung]. Dia ada di WAG-nya. Obrolan orang di WA saja. Kalau dia ada waktu, ya dia merespons. Kalau ada diskusi isu-isu tentang radikalisme intoleransi kita hadirkan di situ,” ujar Nelson pada Minggu, 14 Februari 2021, dilansir dari CNNIndonesia.com.
Pernyataan ini kemudian membuat tersebar spekulasi bahwa Fadjroel Rachman merupakan anggota GAR-ITB.
Namun, Shinta Madesari menyangkal rumor tersebut dan mengatakan bahwa Fadjroel hanya tergabung di WA, bukan anggota GAR ITB.
- Walikota Munafri Tegaskan Makassar Kota Inklusif di Malam Budaya STFT INTIM
- Bank Mandiri Siap Kelola Dana Rp55 Triliun
- Sukses Gelar RUPSLB, Telkom Tetapkan Perubahan Pengurus Perseroan
- Komite III DPD RI Apresiasi Pemprov Sulsel dalam Proses Penerimaan Siswa Baru
- Selamatkan Honorer, DPRD Desak Pemkab Jeneponto Bersurat ke Kemenpan RB dan BKN
“Bang Fadjroel kan dulu mahasiswa ITB, mungkin tergabung di WAG (Whatsapp Group) jurusan dia dan mungkin tergabung di WAG angkatan dia. Enggak semua anggota di WAG komunitas adalah anggota GAR,” jelas Shinta pada Senin, 15 Februari 2021, dilansir dari Tempo.co.
Shinta menerangkan bahwa sebelum GAR ITB terbentuk, Fadjroel Rachman memang pernah tergabung dalam sebuah petisi untuk menolak calon Majelis Wali Amanat ITB pada tahun 2018 lalu.
Petisi tersebut lahir dari perbincangan para alumni ITB di sebuah grup Whatsapp.
“Waktu itu untuk petisi memang nama Bang Fadjroel ada di situ,” kata Shinta.
Shinta melanjutkan bahwa setelah petisi tersebut, barulah terbentuk wadah bernama GAR ITB yang kemudian mengirimkan surat laporan ke Komisi Aparatus Sipil Negara (KASN) atas pelanggaran kode etik oleh Din Syamsuddin.
Namun, kata Shinta, dalam surat laporan tersebut, Fadjroel Rachman tidak tergabung.
“Saya tanda tangan surat itu, sudah enggak ada Bang Fadjroel di situ,” ujar Shinta.
Shinta lalu menerangkan bahwa anggota GAR memang dihimpun dari grup Whatsapp komunitas-komunitas alumni ITB, baik grup Whatsapp lintas jurusan maupun lintas angkatan.
Namun, menjadi anggota grup Whatsapp komunitas bukan berarti menjadi anggota GAR ITB.
“Karena itu semua surat-surat GAR jumlah pendukungnya beda-beda. Jadi tiap kami rilis surat, drafnya kami lempar, kami tanya siapa yang mau dukung, siapa yang mau tarik nama. Itu dinamika terus,” ujar Shinta.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.