Terkini.Id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan sudah mengetahui gembong dan sumber ekspor biji nikel ilegal 5,1 juta ton ke China.
Ia mengatakan ekspor biji nikel itu diduga berasal dari Kalimantan Selatan.
Menurut Luhut, informasi itu diketahui dari penyisiran yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Yang 5,1 juta ton itu kan? Sekarang ini dengan digitalisasi itu sudah kita bicara dengan KPK. KPK sudah telepon saya menjelaskan karena mereka yang dapat dengan kami, karena semua digitalize, kita sudah urut dari China mana asalnya itu, asalnya itu dari Kalimantan Selatan,” tutur Luhut di Jakarta, dikutip Sabtu 9 September 2023, dilansir CNBC Indonesia.
Luhut tak hanya mengetahui soal sumber lokasi nikel tersebut. Dia mengatakan juga sudah mengetahui siapa pelakunya, namun tidak mengungkapkan identitas pelaku tersebut.
- Luhut Nilai Prabowo Subianto Sebagai Sosok Pintar
- Luhut Yakin Indonesia Bisa Jadi Negara Berpendapatan Tinggi, Kapan?
- Kritik Subsidi Mobil Listrik, Said Didu Berikan Contoh Alur Merampok Rakyat Melalui Kebijakan
- Rocky Gerung Singgung Pemberontakan G30S PKI usai Luhut Bantah Indonesia Dikuasai China
- Demokrat Singgung Koalisi Bubar Tak Jalan Buntut Nasdem Sebut LBP Cawapres Anies Baswedan
“Siapa anunya, kita sudah tahu semua,” ucap Luhut.
Dugaan ekspor nikel ilegal pertama kali diungkap oleh KPK yang membeberkan adanya dugaan kasus ekspor ilegal bijih nikel RI ke China sejak 2021 lalu.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 5 juta ton bijih nikel RI diduga telah diselundupkan ke Negeri Tirai Bambu sejak 2021-2022.
Padahal, seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah resmi melarang ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu.
Luhut mengatakan masih menyelidiki ada atau tidaknya kesengajaan dalam ekspor ini.
Sebab, kata dia, ada kemungkinan bahwa nikel tersebut tercampur dengan ekspor besi baja.
“Tapi sekarang kita yang selidiki itu nikel yang tercampur dengan iron ada di dalamnya. Pertanyaannya, apakah ini disengaja atau tidak, lagi kita cari. Kadarnya apa, kadarnya rendah 0,5,” ujar Menko Luhut.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah kini sedang mengupayakan agar semua sistem pencatatan dan pengawasan digitalisasi, sehingga mudah dilacak.
“Jadi, semua lagi kita investigasi, kalau untuk batu bara sudah sangat sulit untuk nipu karena sudah digitalize, sekarang nikel kita masukin dengan Jaksa Agung, dengan KPK juga bicara semua akan kita masukkan digitalize, sehingga kita bisa trace semua,” ujar dia.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
