Menapak Jejak di Panggung Passompe: Apa Itu Identitas?

Menapak Jejak di Panggung Passompe: Apa Itu Identitas?

KH
R
Kamsah Hasan
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini, Makassar – Malam itu, Gedung Mulo, Makassar, bukan sekadar tempat pementasan. Ia menjelma ruang lintas waktu, tempat kenangan dan harapan berkelindan di bawah temaram lampu sorot. Di atas panggung, Passompe—naskah karya Shinta Febriany—menghadirkan sebuah perjalanan tentang perantauan, identitas, dan luka yang tak kunjung sembuh.

Adegan dibuka dengan kesibukan yang penuh ritme. Orang-orang berjalan, menjinjing koper, rantang, bahkan kompor minyak. Mereka bertemu, saling sapa dengan suara pendek:
“Tabe.”
“Awas.”
“Pak, mana terminal bis?”

Namun, tiap langkah tetap membawa mereka pada tujuan yang berbeda. Di antara keramaian itu, seorang perempuan termenung, duduk di bangku pesawat yang tampak seperti kursi penantian panjang.

“Sudah sampai di mana kita?” tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada dunia.

Seorang lelaki mendekat, mengganggunya dengan keinginan sederhana: duduk di dekat jendela. Percakapan kecil pun mengalir:
“Mau ke Palu,” ucap lelaki itu.
“Saya ke Donggala,” balas si perempuan.

Baca Juga

Kalimat sederhana itu membawa pertanyaan besar: Apa arti perjalanan? Apa pula makna identitas?

Bagi manusia bugis, ada tiga ujung (tellu cappa) yang harus menjadi bekal bagi yang merantau yaitu ujung lidah, ujung kemaluan, dan ujung badik.

Jejak Kaki dan Aroma Masa Lalu

Latar panggung tampil penuh simbol. Jejak kaki melingkar mengelilingi peta dunia, asap dupa membumbung, membawa wangi yang membangkitkan ingatan lama. Di sana, abad-abad lampau terhubung dengan dunia modern, mengisahkan Passompe—bahasa Bugis untuk “perantau”.

Dari rempah-rempah seperti lada dan cengkeh yang menghubungkan Nusantara dengan dunia, hingga tragedi yang mengoyak. Tahun 1967, luka tak kasatmata perantauan yang dipaksa, disoroti dalam dialog penuh kegetiran.
“Aku lebih baik tenggelam daripada kembali,” ujar salah satu tokoh dengan nada getir.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.