Terkini.id, Jakarta – Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) bercerita tentang standar WHO. Untuk memenuhinya, kata Menkes: dibutuhkan waktu 10 tahun atau lebih, Sabtu, 4 Juni 2022.
Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa WHO memiliki standar antara jumlah dokter dengan jumlah penduduk.
“WHO memberikan standar jumlah dokter dibanding penduduk itu, 1 banding 1.000. Di negara maju ada yang 3 banding 1.000, atau 5 per 1.000,” terangnya pada konferensi pers Kemenkes RI, Kamis 2 Juni 2022, seperti yang dilansir oleh detikHealth.
Menurut Budi Gunadi Sadikin bahwa jika jumlah penduduk rakyatnya di Indonesia sebanyak 270 juta maka harusnya dokternya 270.000.
“Jadi Indonesia kalau 270 juta penduduk rakyatnya berarti dokternya harusnya 270.000, baru terpenuhi,” lanjutnya.
- Menkes Janji Usut Kematian Dokter Paru-Paru di Papua
- Menkes Dukung Usulan Gubernur Sulsel Untuk Melibatkan SDM dari Sulsel untuk RS UPT Vertikal Makassar
- Menkes Sebut Subvarian XXB Dominasi Kasus Covid-19 di Indonesia Sejak Tiga Minggu Terakhir
- Ubah RSUD Jadi Rumah Sehat, Anies Baswedan Dikritik Warganet: Kalo Ganti Nama Pak Ogah Aja Bisa!
- Anies Baswedan Ubah RSUD Jadi Rumah Sehat Untuk Jakarta, Menkes: Untuk Branding
“Yang punya Surat Tanda Registrasi (STR) dan praktik mungkin sekitar 140.000, kan kurangnya jadi 130.000. Dokternya produksi setahun 12.000, jadi untuk memenuhi standar WHO dibutuhkan waktu 10 tahun atau lebih untuk melayani 270 juta rakyat indonesia,” tambahnya.
Ia mengutarakan bahwa salah satu cara untuk memenuhi standar tersebut dengan cara program beasiswa.
“Itu mengapa dari latar belakang itu juga, program beasiswa ini masuk dalam transformasi sumber daya manusia kesehatan dan harus segera dilakukan,” jelasnya.
“Kita bicara penyakit jantung saja itu masih banyak provinsi yang kekurangan spesialis jantung, belum lagi stroke, lalu cancer akan tambah banyak lagi. Maka dari itu kita percepat adakan program beasiswa sebagai bagian transformasi sumber daya manusia kesehatan,” tegasnya.
Ia juga mengutarakan bahwa dokter-dokter senior yang mempersulit dokter-dokter juniornya harus disiplin.
“Saya juga denger banyak cerita-cerita seperti itu, ada yang dokter-dokter seniornya mempersulit dokter-dokter juniornya nah itu harus kita disiplinkan, karena kita kekurangan dokter spesialis,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis 2 Juni 2022.