Terkini.id, Jakarta – Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar dihujat oleh para netizen karena cuitannya lewat Twitter soal Ponpes Shiddiqiyyah dan BUMN, Sabtu 9 Juli 2022.
Kementerian Agama (Kemenag) telah mencabut izin operasional pada Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Jombang, Jawa Timur.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono mengatakan bahwa nomor statistik dan juga tanda daftar pesantren Shiddiqiyyah sudah dibekukan.
“Sebagai regulator, Kemenag memiliki kuasa administratif untuk membatasi ruang gerak lembaga yang di dalamnya diduga melakukan pelanggaran hukum berat,” sebut Waryono di Jakarta.
Waryono menyatakan bahwa tindakan tegas itu diambil dikarenakan salah satu pemimpinnya yakni Moch Subchi Azal Tsani (42) alias Bechi adalah DPO kepolisian pada kasus pencabulan dan perundungan kepada santrinya. Pihak pesantren juga telah dinilai menghalang-halangi proses hukum kepada yang bersangkutan tersebut.
- Batalkan Pencabutan Izin Ponpes Shiddiqiyyah, Menteri Agama: Atas Arahan Pak Presiden
- Pemerintah Tidak Jadi Cabut Ponpes Shiddiqiyyah, Politisi Demokrat: Apakah Karena Pernah Dukung Jokowi?
- Cak Imin Minta Izin Ponpes Shiddiqiyyah Dipuliihkan, Netizen: Ajang Pencitraan Pilpres 2024
- Pencabutan Izin Ponpes Shiddiqiyyah Dibatalkan, Muhadjir Effendy: Ada Ribuan Santri Perlu Dijamin Kelangsungan Belajarnya
- Izin Ponpes Shiddiqiyyah Batal Dicabut, Netizen: Lupa Dulunya Pendukung Jokowi
Waryono menyatakan bahwa pencabulan bukan hanya pada tindakan kriminal yang melanggar hukum itu, Akan tetapi, juga merupakan perilaku yang dilarang ajaran agama.
“Kemenag mendukung penuh langkah hukum yang telah diambil pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut,” ucap Waryono.
Kemudian, Waryono juga menyampaikan bahwa pihaknya bakal berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kankemenag Jombang, dan juga pada sejumlah pihak. Hal tersebut bertujuan buat memastikan bahwa para santri tersebut tetap dapat melanjutkan proses belajar dan juga memperoleh akses pendidikan yang seharusnya.
“Yang tidak kalah penting agar para orang tua santri ataupun keluarganya dapat memahami keputusan yang diambil dan membantu pihak Kemenag. Jangan khawatir, Kemenag akan bersinergi dengan pesantren dan madrasah di lingkup Kemenag untuk kelanjutan pendidikan para santri,” ujar Waryono.
Pada kasus tersebut, polisi sudah menetapkan anak kiai Pesantren Shiddiqiyyah, Bechi, sebagai tersangka pada kasus dugaan pencabulan kepada perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah itu.
Pada Kamis 7 Juli 2022, polisi sudah melakukan upaya jemput paksa oleh Bechi yang menjadi tersangka kasus pelecehan seksual tersebut, dan masuk pada daftar pencarian orang (DPO). Upaya itu dilakukan usai polisi cukup lama menangani kasus tersebut.
Diketahui bahwa ratusan personel gabungan Polres Jombang dan Polda Jawa Timur, dan juga pasukan Brimob diturunkan buat mengepung Pondok Pesantren Shiddiqiyah, tempat Bechi itu.
Namun, sampai Kamis sore, polisi belum bisa berhasil menangkap tersangka pada pencabulan santriwati, Moch Subchi Azal Tsani atau Bechi (42). Pasukan bersenjata lengkap merapat pada lokasi dari pukul 07.30 WIB.
Aparat bahkan menyisir yang diduga tempat persembunyian Bechi dan juga menggeledah beberapa lokasi yang ada di dalam pesantren. Polisi juga memeriksa semua kamar, makam, bahkan sampai ke toilet dilansir dari cnnindonesia.com.
Di samping itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar dihujat oleh netizen di Twitter. Dalam cuitannya pada akun @musniumar, Ia tidak setuju dengan izin Ponpes Shiddiqiyyah dicabut.
Ia menyamakan kasus Ponpes Shiddiqiyyah dengan BUMN, yang mana menurut Musni Umar, banyak BUMN yang direksinya melakukan tindak korupsi. Namun, pelakunya yang ditindak bukan lembaganya yang dibubarkan.
“Saya tdk setuju izin pondok pesantren shiddiqiyyah dicabut. Kalau ada kss jgn lembaganya dibubarkan, ttpi oknum yg diduga mlkkan tindak pidana yg ditindak. Bnyk BUMN yg direksi mlkkan tindak pidana korupsi, pelakunya ditindak, lembaganya tdk dibubarkan,” tulisnya pada cuitannya tersebut.

Melihat cuitan Musni Umar netizen tak segan menghujat Rektor Universiats Ibnu Chaldun tersebut.
“BUMN yang korup gak ada tuh ngerahin karyawannya buat jadi benteng pasang badan, sedih amat cara pikir yang katanya Rektor. Banyakin ngopi dong,” sebutnya David Wijaya @DavidWijaya82.
“Rektor tulul,” ucapnya Alfarezi @Alfarezi234.
“Kenapa hrs di samakan dgn BUMN?… Tdk ada toleran utk kekerasan seksual, seharusnya anda sebagai sosiolog faham jika tempat tsb sudah tdk sehat utk pendidikan santri,” Tya @TyaIvana6.
