Terkini.id, Jakarta – Pelantikan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden menuai penolakan dari Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Penolakan tersebut diungkapkan Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’arif lantaran pihaknya menuruti hasil Ijtimak Ulama 4 yang menolak hasil Pilpres 2019 karena berbagai dugaan kecurangan.
“PA 212 berpegang pada hasil Ijtima ulama 4 salah satu poin utamanya menolak kekuasaan yang dihasilkan dari kecurangan dan kezaliman serta menjaga jarak dengan kekuasaan tersebut,” kata Slamet, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Minggu, 20 Oktober 2019.
Slamet yang juga merupakan Juru Bicara (Jubir) Front Pembela Islam (FPI) menyebutkan bahwa PA 212 tidak akan pernah mau rekonsiliasi dengan pihak yang selama ini melakukan kriminalisasi terhadap ulama.
“PA 212 akan terus menjadi kelompok yang melawan pemerintah zalim,” ujarnya.
- Proyek Strategis Nasional Bendungan Lausimeme yang Diresmikan Jokowi Digarap Perusahaan Konstruksi KALLA
- PLN Pastikan Pasokan Listrik Tanpa Kedip saat Jokowi Resmikan RS Vertikal Makassar
- Andil Andi Sudirman Sulaiman di Balik Rumah Sakit OJK yang Akan Diresmikan Jokowi di Makassar
- Dua Putra Asal Kabupaten Pangkep Dilantik Jokowi Jadi Perwira TNI AD
- Presiden Jokowi Pantau Pemberian Bantuan 300 Unit Pompa untuk Petani di Bone
Bahkan, kata Slamet, PA 212 tak akan merapat ke Jokowi meski calon presiden dan wakil presiden yang selama ini mereka dukung, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Kendati demikian, ia menghargai keputusan Prabowo dan Gerindra untuk merapat ke Jokowi. Namun ia tak bisa menutupi kekecewaan terhadap Prabowo.
“Kami menyayangkan keputusan Prabowo Subianto yang pastinya melukai perasaan pendukungnya, termasuk emak-emak militan,” ujar Slamet.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.