Terkini.id, Jakarta – Mantan sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu memberikan singgungan untuk Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, terkait solar industri turun. Said Didu mengatakan bahwa semua data penyaluran ada di tangan Pertamina.
Selain itu Said Didu mengatakan jika pihak pertamina heran solar industri turun, bagaimana dengan rakyat yang nyatanya pihak Pertamina adalah pemegang data penyaluran.
“Kaget, heran, dll sudah turun sampai ke Dirut BUMN. Data penyaluran dan distribusi ada di tangan Pertamina – kalau ibu heran terus kita gimana? Sebentar lagi diminta jangan ribut”, tulis Said Didu, dikutip dari media sosial Twitter, Senin 4 April 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyiratkan keharanannya mengenai kelangkaan solar ketika memantau penjualan BBM di SPBU jalan Soekarno Hatta, Palembang, Sumatera Utara.
Dia mengatakan solar industri mengalami penurunan penjualan sebanyak 11 persen.
- Komnas Sebut Ada Indikasi Pelanggaran HAM di Kasus Brigadir J, Said Didu: Ucapannya Tergantung Arah Angin
- Jokowi Ingin IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Said Didu Kritik: Jadi Arena Balapan Mobil Gaib Seperti Esemka
- Peserta BPJS yang Meninggal Dunia Wajib ke Kantor, Said Didu: Memalukan!
- Fadli Zon Temui Ketua Parlemen Ukraina, Said Didu: Bawa Pesan Khusus Juga?
- Bukan Ukraina, Said Didu Jelaskan Faktor-faktor Anjloknya Harga Sawit
“Tapi solar di ritel naik, jadi ada perpindahan”, ujar Nicke Widyawati, dikutip dari laman CNN Indonesia.
Padahal, menurutnya insdustri besar tidak diperkenankan untuk menggunakan solar subsidi. Karenanya ia menilai perlu adanya regulasi yang menegaskan agar pelaku tidak mengambil jatah subsidi untuk pelaku industri kecil.
Mengacu pada peraturan presiden nomor 191 Tahun 2014, pengguna yang berhak atas solar subsidi untuk sektor transportasi adalah kendaraan bermotor plat hitam untuk pengangkut orang atau barang, kendaraan bermotor plat kuning.
Aturan itu juga mengecualikan mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih enam mendapat solar bersubsidi.
Kemudian kendaraan layanan umum, seperti ambulans, pemadam kebakaran, serta pengankut sampah juga dibolehkan mendapatkan solar bersubsidi. Selanjutnya, kapal angkutan umum dengan bendera Indonesia, kapal perintis, serta kereta penumpang dan barang.
“Subsidi solar ini hanya untuk kendaraan umum dan kendaraan pengangkut barang-barang logistic yang bertujuan agar harga-harga kebutuhan pokok tidak naik”, ujar Nicke.
“diharapkan dengan upaya ini harga-harga tetap stabil. Jangan sampai ada isu-isu lain karena faktanya pemerintah terus memberi subsidi”, imbuhnya.
Saat ini, penyaluran solar subsidi telah melampaui kuota 10 persen per Februari 2022 untuk skala nasional. Sementara, khusus wilayah Sumatera Selatan, sudah melampaui kuota yang diberikan yakni 12 persen.