Terkini.id, Jakarta – Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu mengatakan bahwa sepertinya perpanjangan masa jabatan presiden benar akan terjadi sebagai agenda oligarki.
Said Didu mengatakan bahwa gejala perpanjangan masa jabatan presiden ini mulai terlihat secara perlahan.
Hal ini ia sampaikan saat menanggapi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (Ketum PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang menilai bahwa alasan usulan penundaan Pemilu 2024 itu masuk akal.
Terkait ini, Said Didu membalas bahwa Demokrasi itu berdasarkan konstitusi, bukan berdasarkan akal.
Sebab, menurutnya, kalau berdasarkan pada akal, maka akan terjadi perebutan kekuasaan sesuai akal masing-masing.
- Kabar Rencana PPN Naik Jadi 12 Persen Tahun 2025, Said Didu: Pemerasan Rakyat
- Pemerintahan Jokowi Habiskan Rp 2.778 Triliun Bangun Tol Hingga Bandara, Said Didu: Ini Kebohongan Publik
- Said Didu Sorot Permintaan Jokowi ke China Terkait IKN hingga Singgung Kereta Cepat
- Kritik Subsidi Mobil Listrik, Said Didu Berikan Contoh Alur Merampok Rakyat Melalui Kebijakan
- Stafsus Kemenkeu Disemprot Said Didu Usai Bahas Dana Pajak
“Sepertinya perpanjangan masa jabatan akan terjadi sebagai agenda Oligarki,” kata Said Didu melalui akun Twitter pribadinya pada Senin, 28 Februari 2022.
“Gejala terlihat bagaikan makan bubur panas – mulai dari pinggir,” sambungnya.
Dilansir dari Kompas, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Yahya angkat bicara mengenai polemik usulan penundaan pemilihan umum atau Pemilu 2024.
“Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal, mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini,” kata Gus Yahya di Pondok Pesantren Darussalam Pinagar, Pasaman Barat, Sumatera Barat, dikutip dari Antara, Minggu, 27 Februari 2022.
Gus Yahya menuturkan bahwa usulan penundaan Pemilu 2024 ini dapat didudukkan bersama oleh seluruh pihak untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa ini.
“Nanti kita lihat apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi beban bangsa ini,” katanya.
Gus Yahya mengatakan, banyak cobaan yang datang bertubi-tubi dan musibah yang harus dihadapi, namun hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga dirasakan di seluruh dunia.
Di Indonesia, musibah yang terjadi yaitu mulai dari pandemi Covid-19, banjir beberapa waktu lalu, serta gempa bumi pada saat ini.
“Memang keadaan yang sulit bukan hanya Indonesia, namun dunia. Kunci menghadapinya harus luwes dan ulet, supaya bisa mengatasi beban yang ada,” kata Gus Yahya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
