Terkini.id, Jakarta – Politisi Partai Demokrat, Susilawati menilai bahwa di Indonesia, orang-orang yang berpikir ilmiah dinistakan.
Sementara, menurutnya, orang-orang yang tiak berpikir ilmiah justru dicintai dengan mengatasnamakan budaya.
Susilawati pun menyindir bagamana Indonesia dapat maju jika hal ini terus-menerus terjadi di masyarakat.
“Orang-orang yang berpikir ilmiah dinistakan.. (ilmu pengetahuan). Orang-orang yang tidak ilmiah dicintai.. (mengatas namakan budaya),” katanya.
“Bagaimana mau maju negeri tercinta?” sambungnya, sebagaimana dikutip dari akun Twitter pribadinya pada Selasa, 29 Maret 2022.
- Heboh! Dr. Susilawati Sebut Ketum Parpol Bisa Kendalikan Gubernur sampai Presiden, Chusnul: Jadi Korupsi Diatur Parpol?
- Sebut SBY 'Bapak Anti Korupsi', Susilawati Demokrat: Tegak Lurus Jalankan Komitmen Hukum dalam Berantas Korupsi
- 'Diserang' Usai Mengaku sebagai Komisioner KPK Perempuan Pertama, Susilawati Demokrat Ralat: Calon Komisioner
- Sindir Susilawati, Chusnul: Ada Kader AHY Ngaku-Ngaku sebagai Komisioner KPK Perempuan Pertama, Apa Bukan Penipuan?
- 'Diserang' Usai Mengaku sebagai Komisioner Perempuan Pertama KPK, Susilawati Demokrat Ralat: Calon Komisioner
Pernyataan Susilawati ini lantas mendapat berbagai respons dari netizen di kolom komentar.
Netizen dengan nama kaun @GrandLligh*** meminta Susilawati untuk jangan memisah-misahkan antara ilmiah dengan budaya.
“Ibu yang merasa berilmu juga tidak dinista kok, yang ada hanya dibully karena pendapat ibu yang out of the common sense aja,” katanya.
“Janganlah membenci budaya, hanya karena merasa berilmu, manusia tidak dapat hidup normal tanpa budaya,” sambungnya.
Sementara, netizen dengan nama akun @BoyMart78237*** menyinggung perbedaan antara orang yang ilmiah dengan orang yang “sok ilmiah”.
Ia mengatakan bahwa orang-orang yang berpikir ilmiah selalu bermamfaat dimana pun.
“Sementara orang-orang yang sok ilmiah, nyinyir dan tak bermanfaat akan selalu jadi Bulyan, Faham!!!” katanya.
Ada pula netizen yang menyindir bahwa Susilawati masih tetap tidak berubah, tetap self-centris, menganggap pendapatnya paling bener, dan menganggap yang berbeda sebagai lawan.
“Gimana partainya bisa maju kalo kader nya nggak bisa menerima perbedaan? sementara Indonesia itu beragam,” kata waw***.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
