Terkini.id, Jakarta – Ustaz Felix Siauw kembali mengungkapkan rasa kecewanya soal kriminalisasi terhadap sistem khilafah di Indonesia.
Ustaz Felix Siauw menilai, kondisi itu terjadi akibat minimnya literasi oleh sebagian masyarakat.
Sehingga menurut dia menimbulkan kesalahpahaman bagi sebagian masyarakat tentang sistem khilafah tersebut.
Pernyataan itu diungkapkannya sembari mengunggah tangkapan layar kanal Nat Geo Indonesia dengan tajuk “Youtube Era Khilafah, Kota Sudah Teratur Di Masa Keemasan Peradaban Islam”.
“Literasi itu penting supaya gak Islamophobia, @natgeoindonesia aja tau kok, di masa khilafah kota udah teratur,” tulisnya melalui Instagramnya @felix.siauw, dilihat pada Minggu 19 Juni 2022.
- Megawati Soal Pancasila: Jika Diganti, Bagian Timur Bakal Lepas
- Ulama Aswaja Tapal Kuda Serukan Khilafah: Itu Ajaran Islam, Janji Allah
- Ucapkan Selamat untuk Putri Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Jadi Duta Budaya Nusantara Agar Tidak Tergusur Kaum Khilafah
- Serukan Khilafah, Kiai Achmad Zen: LGBT Merajalela Pancasila ke Mana
- Pasangan Selebriti Arie Untung dan Fenita Krisis Keuangan Setelah Hijrah, Netizen: Tetaplah Yakin Khilafah Solusinya
Mualaf yang kini jadi pendakwah itu mengaku, tak bisa menahan keresahannya dengan anggapan miring tentang khilafah akhir-akhir ini.
“Zaman now, khilafah malah dikriminalisasi, itulah pentingnya nggak main kyu-kyu pas pelajaran,” ujarnya sebagaimana dikutip DepokToday.com Minggu 19 Juni 2022.
Diketahui dalam kanal youtube itu tengah menjelaskan narasi kehidupan muslim pada era kejayaan islam saat masih menggunakan sistem kekhilafaan.
Dalam keterangan video, dijelaskan bahwa tatanan kota pada masanya telah rapi dan tertata dengan baik.
Antara lain mulai penataan pasar, rumah, pemandian dan taman masing-masing mengelilingi masjid.
“Kota-kota pada masa peradaban muslim sangat modern dan tertata pada zamannya,” katanya.
Sedangkan tatanan lainnya, rumah-rumah warga muslim kala itu disebut sudah memiliki sistem pengatur suhu, taman dan teras.
Adapun di luar peradaban muslim, masih tergolong belum memiliki sistem tersebut dan masih tinggal di rumah yang tidak nyaman.
“Rumah-rumah pada masa perdaban muslim mempunyai fasilitas yang lengkap,” terangnya.