Terkini.id, Bantaeng – Ratusan warga di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng ikut aksi bersih-bersih. Mereka membersihkan semua sampah yang ada di setiap sudut desa tersebut.
Aksi gotong royong itu adalah bagian dari aksi gotong royong terbesar di dunia yang bernama World Cleanup Day (WCD) 2019.
Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu daerah yang melibatkan diri dari 158 negara yang ikut dalam aksi gotong royong terbesar ini.
Khusus untuk Kabupaten Bantaeng, aksi WCD ini digelar di dua lokasi. Selain Desa Bonto Daeng, aksi serupa juga dilaksanakan di Kelurahan Bonto Sunggu. Kegiatan ini digagas oleh aliansi pemuda Ulu Ere.
Sejumlah pejabat Pemkab Bantaeng hadir dalam kegiatan ini. Salah satunya adalah ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti.
- Gangguan Listrik di Bantaeng Pasukan Khusus PLN UID Sulselrabar Bereskan 82 Titik Pengerjaan
- DPRD Sulsel, Huadi Group, Pemerintah dan Masyarakat Menata Masa Depan Industri Bantaeng
- Jelang Ramadan 1446 H, Huadi Group Bantu 16 Masjid di Bantaeng
- HUT ke-770 Bantaeng, Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Puji Keindahan Butta Toa dan Ajak Perkuat Kerukunan
- Kontribusi Pajak dan Sosial, Huadi Group Mendapat Apresiasi di Bantaeng
Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Abdullah Taibe dan Kadis Kominfo Bantaeng, Syahrul Bayan, Kadis Koperasi dan Perindustrian, Meyriyani Majid, Kadis Ketahanan Pangan, Rahmaniar, Sekretaris Bappeda, Riesa Meylani, Camat Ulu Ere, Najamuddin.
Turut hadir Ketua Sementara DPRD Kabupaten Bantaeng, Hamsya Ahmad. Sri Dewi Yantio bersama seluruh relawan memungut sampah plastik. Sedangkan sampah berupa daun dan ranting kayu cukup dikumpulkan saja.
Sampah plastik kemudian diangkut kendaraan truk yang disupport Dinas Lingkungan Hidup. Kehadiran mereka menjadi penanda pemerintah mendukung penuh World Cleanup Day 2019.
Ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti berharap WCD 2019 ini momen untuk melawan sampah plastik. Bentuk perlawanannya yakni dengan selalu membawa thumbler untuk menggantikan botol kemasan sekali pakai.
“Dalam berbagai kesempatan saya selalu menekankan agar tidak menggunakan air kemasan. Tidak hanya dalam acara ini saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Pihak panitia sendiri sejak awal menegaskan kepada seluruh partisipan WCD 2019 agar membawa sendiri thumbler. Mengingat selama kegiatan berlangsung tidak disiapkan air kemasan.
Sri Dewi Yanti menambahkan, kebersihan harus dimulai dari diri sendiri. Gerakan membawa thumbler merupakan langkah kecil tapi memiliki dampak luar biasa.
Menariknya lagi, puluhan murid SD Inpres Tamaona serta masyarakat setempat ikut terlibat dalam aksi tersebut.
Pembersihan berakhir hingga ujung Selatan desa sejauh kurang lebih tiga kilometer. Dimana seluruh partisipan WCD 2019 berkumpul di SD Inpres Paranga dan mengajak jajaran sekolah itu turut berperan aktif mengurangi penggunaan plastik.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.