Terkini, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) sedang melakukan efisiensi anggaran besar-besaran, sejumlah instansi lingkup Pemprov Sulsel dipangkas anggaran belanjanya rata-rata di atas 50 persen.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel salah satu yang terkena dampak dari efisiensi anggaran. Pengurangan anggaran, termasuk perjalanan dinas anggota dewan, belanja makan minum, serta pengadaan alat tulis kantor (ATK).
Hal itu membuat salah satu anggota DPRD Sulsel, Andi Patarai Amir mengeluhkan terkait efisiensi anggaran.
Menurut Politisi Partai Golkar ini, dampak dari efisiensi anggaran ini mengakibatkan tidak adanya konsumsi makanan pada rapat-rapat di DPRD. Hal ini tentunya berbeda jauh sebelum efisiensi anggaran, dimana setiap rapat selalu tersedia konsumsi bagi peserta rapat di DPRD Sulsel.
“Kalau kami sebagai anggota dewan tidak masalah kalau tidak ada konsumsi makanan. Tapi ada tamu, seperti staf ahli, OPD dan sebagai. Kami merasa malu kalau tidak ada konsumsi saat rapat,” ungkap Andi Patarai Amir saat rapat paripurna DPRD Sulsel, Senin 14 April 2025.
- Habis Masa Jabatan, Plt Direktur Utama Perseroda Gowa Ardiansyah Arsyad Pamit dan Undur Diri
- BNI Wilayah 07 Makassar Bagikan Hadiah Tahap Pertama Rejeki wondr BNI, Peluang Masih Terbuka hingga Februari 2026
- Kemenangan Zohran Mamdani Menjadi Walikota New York Bukan Simbolis Tapi Transformasional
- Sekprov Sulsel Terima Konjen Jepang Bahas Penguatan Kerja Sama Vokasi, Teknologi, dan Peluang Magang ke Jepang
- Wali Kota Makassar Buka UMKM Fiesta Semarak HUT Kota ke-418
Sebelumnya, Sekretaris DPRD Sulsel, M Jabir, menjelaskan bahwa efisiensi ini telah diterapkan bahkan sebelum adanya evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait APBD 2025.
Menurutnya, kebijakan ini menyesuaikan dengan arahan pemerintah pusat untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran daerah.
Salah satu langkah konkret dalam efisiensi anggaran ini adalah rasionalisasi perjalanan dinas bagi 85 anggota DPRD Sulsel.
“Ada pengurangan perjalanan dinas serta kebutuhan-kebutuhan lain yang dianggap tidak terlalu mendesak. Meskipun anggarannya tetap ada, kami prediksi banyak kegiatan yang tidak akan berjalan seperti sebelumnya,” ujar M. Jabir.
Selain perjalanan dinas, belanja makan minum dan pengadaan ATK juga mengalami penyesuaian. Menurut Jabir, semua belanja kini berbasis e-catalog untuk memastikan transparansi dan efisiensi.
“Makan minum, yang biasanya disediakan dalam berbagai rapat dan paripurna, kini mengalami rasionalisasi. Selain itu, pengurangan ATK juga dilakukan, termasuk pencetakan dokumen yang selama ini memakan banyak anggaran,” tambahnya.
Dalam kebijakan efisiensi ini, Sekretariat DPRD Sulsel memperkirakan penghematan anggaran kurang lebih Rp20 miliar. Penghematan ini berasal dari berbagai sektor, seperti perjalanan dinas, ATK, serta konsumsi dalam rapat-rapat DPRD.
“Anggaran untuk makan minum yang biasanya tersedia dalam berbagai bentuk, kini telah disesuaikan. Bahkan, beberapa kebijakan lama yang mengizinkan perjamuan juga telah dihapuskan,” pungkasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
