Hari Penuh Darah, Tak Tahan Patuhi Junta Militer dan Sakiti Rakyat Myanmar, Tentara-Tentara ini Pilih Kabur

Hari Penuh Darah, Tak Tahan Patuhi Junta Militer dan Sakiti Rakyat Myanmar, Tentara-Tentara ini Pilih Kabur

FR
Fitrianna R
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Di tengah makin memanasnya aksi demonstrasi anti-kudeta oleh militer Myanmar, pemerintah junta militer justru dikejutkan dengan mulai munculnya gerakan anti-kudeta di dalam militer sendiri.

Dinyatakan demikian setelah diketahui bahwa terdapat tiga anggota tentara Myanmar yang rupanya lebih memilih kabur ke India daripada harus menuruti perintah dari junta militer.

Ketiganya disebut melintas Vanlaiphai Utara menuju Negara Bagian Mizora pada hari Rabu sore waktu setempat, 3 Maret 2021.

Pejabat di Kepolisian Distrik Serchhip menyatakan bahwa pemerintah lokal memeriksa kesehatan dan mengatur pertemuan dengan mereka.

Pengawas Stephen Lalrinawma kepada Reuters menerangkan bahwa ketiga tentara tersebut meninggalkan Myanmar karena junta militer berkuasa dan mereka tak tahan lagi menyakiti rakyat sendiri. 

Baca Juga

“Mereka mengatakan mendapat instruksi yang tak bisa dipatuhi. Jadi, mereka memutuskan mengungsi,” ujar Lalrinawma, dikutip dari Sripoku yang bersumber dari Channel News Asia pada hari Kamis, 4 Maret 2021.

Sekadar informasi, India memang berbagi perbatasan sepanjang 1.654 kilometer dengan Myanmar. Maka tak heran jika negara itu telah menjadi rumah bagi sejumlah pengungsi yang datang dari negara tetangga.

Termasuk di antaranya adalah etnis Chin dan Rohingya yang mengungsi pada 2017 sebagai buntut operasi yang dilakukan Tatmadaw, kantor militer Myanmar.

Lalu pada 1 Februari 2021, diketahui Tatmadaw melakukan kudeta dengan mengambil alih pemerintahan dan menangkap sejumlah tokoh politik.

Di antaranya adalah pemimpin de facto, yakni Aung San Suu Kyi, yang dijerat dengan tiga dakwaan, salah satunya adalah kepemilikan walkie-talkie.

Sebelumnya, Junta mengatakan bahwa mereka akan menerapkan keadaan darurat selama setahun dan menjanjikan akan menggelar pemilu ulang.

Pasalnya, mereka menuding Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi melakukan kecurangan dalam pemilu November 2020.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.