Keluarga Siswa Korban Pengeroyokan di SMAN 11 Makassar Menolak Berdamai
Komentar

Keluarga Siswa Korban Pengeroyokan di SMAN 11 Makassar Menolak Berdamai

Komentar

Terkini.id, Makassar – Keluarga korban pengeroyokan siswa kelas 2 SMAN 11 Makassar inisial Adr menolak berdamai dengan terduga pelaku yang juga merupakan siswa SMAN 11 Makassar.

Idr menjadi korban pengeroyokan yang terjadi di lingkungan SMAN 11 Makassar, pada Jumat 17 Maret 2023, lalu. Kasus ini kemudian viral setelah video rekaman pengeroyokannya korban beredar di media sosial.

Kasus ini kini bergulir di pihak berwajib. Pihak keluarga resmi melapor ke Polsek Tamalate, sebagai upaya mencari keadilan.

Keluarga korban, Idiani Sartian mengungkapkan, alasan tidak mau berdamai, karena kekerasan di SMAN 11 Makassar sudah menjadi tradisi dengan istilah ganjil-genap, dimana kelas 1 dan 3 bersatu untuk melawan kelas 2.

Hal itu menjadi dasar bagi keluarga korban untuk menolak berdamai dengan para terduga pelaku yang melakukan kekerasan terhadap Idr. Agar kejadian serupa tidak lagi terjadi.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

“Kami sudah dipanggil ke sekolah untuk melakukan mediasi, namun kami di keluarga memutuskan untuk tidak berdamai dengan pelaku. Bukan karena kami membenci pelaku, tetapi ini semata-mata agar tradisi ini berakhir sampai di sini,” tegas Idiani yang merupakan tante dari korban Idr, di Makassar, Selasa 21 Maret 2023.

Idiani Sartian mengungkapkan kronologis kejadian berdasarkan pengakuan korban. Pada hari Jumat 17 Maret 2023 sekitar pukul 9 pagi, korban yang merupakan keponakannya telah menyampaikan ke gurunya bahwa akan terjadi pemukulan yang akan dilakukan oleh siswa kelas 3.

Olehnya itu, korban meminta kepada gurunya agar dipulangkan lebih awal untuk mencegah pemukulan tersebut.

“Gurunya berkata kalau kamu sendiri (korban) saya bisa amankan, tapi keponakan saya menolak, karena kalau keponakan saya keluar bagaimana dengan teman-temannya,” ungkap Idiani.

Idiani menambahkan, setelah selesai pelajaran, siswa laki-laki dilarang keluar dari sekolah karena harus salat Jumat, pada waktu itu korban sudah melihat dua temannya dipukul.

Kemudian korban berusaha untuk lari, namun ada siswa yang mengejar, kemudian korban dipukul sebanyak dua kali di bagian muka, kemudian korban kembali lari berusaha untuk mencari jalan keluar untuk lepas dari kejadian itu.

“Keponakan saya lewat depan ruangan guru, di situ didapat oleh kerumunan anak kelas 3, di situlah terjadi pemukulan dan ada videonya,” ungkapnya.

“Banyak guru yang melihat langsung kejadian pengeroyokan di lokasi itu, namun tidak ada yang bergerak, hanya satu guru yang melerai dan menyelamatkan keponakan saya,” ujarnya.

Atas kejadian tersebut, korban mengalami luka-luka dan trauma tidak mau lagi masuk sekolah. Bahkan kasus ini telah dilaporkan ke Polsek Tamalate.