Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad menanggapi politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya yang menyebut Densus 88 Antiteror Polri memiliki rekam jejak tidak baik di dalam proses penangkapan terduga teroris.
Ia menyindir baik bahwa justru yang tidak baik adalah kelakukan kader Partai Ummat yang membawa-bawa agama dan ummat untuk menutupi kebejatan.
Sebagaimana diketahui, salah satu kader Partai Ummat ditangkap Densus 88 sebagai tersangka teroris.
“Kata Mustofa Nahra, track record densus 88 tidak baik,” kata Yusuf Muhammad pada Senin, 14 Februari 2022.
“Hahaha kirain cuma gerombolan bandit agama saja yang bilang begitu, ternyata ada yang lain juga,” tambahnya.
- Wasekjen PBNU Minta Polri Ungkap Aliran Dana di Kasus ACT, Mustofa Nahra: Sekalian Aliran Dana dari Maming
- Ruhut Sindir Anies yang Nikahkan Anak Pakai Bahasa Arab, Mustofa Nahra: Ini Udah Keterlaluan
- Kader Partai Ummat Bela Roy Suryo Dibebaskan, Habib Husin: Bahaya Kalau Didiamkan!
- Mustofa Nahra Dukung Roy Suryo, Husin Shihab: Artinya Penistaan Agama Hanya Berlaku Bagi Islam
- Ajak Masyarakat Dukung Roy Suryo, Mustofa Nahra Diserbu Warganet: Salah Kok Dibela
“Padahal yang tidak baik itu kelakuan bejat kader partai Ummat! Bawa-bawa agama da umat untuk menutupi kebejatannya!” katanya lagi.
Dilansir dari berita Detik News yang dibagikan Yusuf Muhammad, Yusuf Muhammad menanggapi Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap dan menetapkan kader DPW Partai Ummat Provinsi Bengkulu berinisial RH sebagai tersangka teroris.
“Melihat track record Densus 88 di dalam proses penangkapan terduga teroris yang tidak baik, kami mengusulkan pemerintah mengevaluasi prosedur bekerja Densus, sehingga tidak menjadi teror bagi masyarakat,” ujar Mustofa Nahra pada Minggu, 13 Februari 2022.
Ia mengungkit bahwa belum lama ini, Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) baru saja meminta maaf perihal daftar ratusan pesantren yang dilabeli terafiliasi ISIS.
Mustofa Nahra mengingatkan bahwa jangan sampai penangkapan kepada rekannya itu justru menjadi bentuk teror baru.
Selain itu, ia juga membahas persidangan kasus terorisme eks Sekretaris Umum (Sekum) Front Pembela Islam (FPI), Munarman yang ia nilai Menunjukkan kesan Densus “kurang professional”.
“Bahkan, pada persidangan yang dialami Munarman, saya pun menangkap adanya kesan ‘kurang profesionalnya’ Densus. Sehingga ada kesan pemaksaan kehendak dalam kasus tersebut,” katanya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
