Opini : Merdeka Belajar Berarti Merdeka Berfikir

Opini : Merdeka Belajar Berarti Merdeka Berfikir

R
Devi Trisnawati
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Makassar – Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadim Makaran saat menghadiri rapat keja Komisi X DPR, dimana selain menjelaskan Empat pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka belajar”, Nadiem Makarim menilai bahwa saat ini dunia tidak butuh siswa yang hanya jago menghafal.

Sebagaimana yang yang disampaikan Nadiem Makarim terkaid Ujian nasional (UN) hanya menuntut siswa menghafal seluruh pelajaran. Jadi kesannya, anak harus menghafal ketika diujung kenaikan kelas. Hal ini dilakukan agar anak bisa mencapai nilai yang tinggi.

Penghafalan itu menurut Nadiem Makarim hanya menyentuh aspek memori saja. Untuk itu UN memang tidak dihapus namun diganti dengan asesmen kompetensi.sebab denga asesmen siswa tidak lagi menghafal, melainkan ada aspek kognitif siswa yang dites. Kognitif yang dimaksud adalah penalaran dan pemahaman siswa atas mata pelajaran yang dimaksud. Dan asesmen kompetensi minimum dan survey karakter ini akan diterapkan pada tahun 2021.

Dimana sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim telah meluncurkan empat pokok kebijakan dalam program “Merdeka Belajar”. Meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Dan Nadim memaknai merdeka belajar=merdeka berfikir dimulai dari guru yang diturunkan untuk ditanamkan ke siswa

Ada banyak problem di dunia pendidikan dan problem kualitas output pendidikan yang menjadi salah satu masalah. Namun kebijakan baru sang Menteri untuk memperbaiki kualitas output pendidikan lebih berorientasi menyiapkan kerja saja, sementara jati diri mereka sebagai manusia justru makin liberal.

Baca Juga

Sehingga merdeka berfikir tidak lain hanya memberikan kebebasan (liberal) dalam memaknai materi pelajaran dan berujung pada perilaku dan karakter liberal tanpa dukungan batasan agama islam. Memang dunia pendidikan tidak boleh menghasilkan SDM yang hanya pandai menghafal tanpa memahami maknanya, dan menginternalisasi pemahamannya. Maka dari itu dunia pendidikan hanya menghasilkan generasi materialistik dan egois bila pemahaman diisi oleh insani berliterasi dan berkarakter universal.

Namun metode merdeka berfikir ini yang ini dicapai melalui inovasi itu juga tidak bisa lepas dari cara berfikir yang kritis. Sedangkan berfikir kritis itu ditinjau dari informasi yang tersimpan dalam pikiran, itulah dengan cara menghafal.

Berbeda dengan kurikulum pendidikan dalam islam. Dimana dalam sistem pendidikan islam yang diterapkan oleh Negara adalah sistem yang secara keseluruhan terpancar dari akidah islam. Dalam islam tujuan pendidikan, struktur kurikulum dan peranan Negara dalam bidan pendidikan harus sesuai dengan tuntutan syariah islam.

Tujuan pendidikan yang deselenggarakan oleh Negara islam adalah untuk membentuk kepribadian islam bagi setiap muslim serta membekali dirinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan. Dan kurikulum pendidikan dalam Negara islam dibagi dalam tiga komponen yaitu: pertama: pembentukan kepribadian Islam, kedua: penguasaan tsaqofah islam, dan yang ketiga: penguasaan ilmu kehidupan seperti: sains dan teknologi, kepakaran serta kemahiran.

Terutama tentang menghafal dalam islam sangat menganjurkan kaum muslim bisa menghafal terumatama menghafal Alquran. Sebagaimana banyak siswa hafidz quran diterima kuliah tanpa tes. Sebagaimana Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman Mhun berkata, “kemampuan siswa menghafal Al-Quran telah membuktikan bahwa mereka adalah siswa yang cerdas. Dengan demikian mereka tidak perlu lagi dites kecerdasannya”.

Para mahasiswa yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang lebih tinggi. Ada 70 peneliti umum dan islam. Semuanya menguatkan pentingnya untuk meningkatkan dan ketentaraman jiwa denga cara menghafal. Sebagaiman Rasulullah Saw. bersabda, “sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

Oleh : Nurlinda/pemerhati sosial

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.