Terkini.id, Makassar – Southeast Asia Academic Forum on Sustainable Development (SEA-AFSID) 2020 dilaksanakan Bersama STIM LPI, Makassar dan SEAAM.
Sabtu, 19 September 2020, rangkaian SEA-AFSID 2020, dengan Panel Halal. SEA-AFSID mengundang pakar halal empat negara, termasuk Indonesia. Tiga pakar lainnya dari Malaysia, Bahrain, dan Jepang.
Panel Halal dilaksanakan dengan dukungan UPT Halal Centre, Universitas Muslim Indonesia, dan Halal Global Management.
Ismail Suardi Wekke, Komite Saintifik SEAAM, menyampaikan bahwa pelaksanaan SEA-AFSID bersama STIM LPI dan SEAAM, dilaksanakan dengan metode daring. Ini untuk merespon percepatan penggunaan teknologi industri.
Moderator panel, Syafri Haliding, alumni Universiti Islam Antarbangsa Malaysa, yang juga direktur Halal Global Management, mengemukakan bahwa halal, bukan saja soal isu keagamaan.
- Pesan Penting Rudianto Lallo ke Warga Tallo: 'Jaga Anakta Bekali Ilmu'
- GBB dan SPN Berkolaborasi Memperluas Dukungan untuk Ganjar Pranowo di Daerah
- Pemprov Sulsel Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2022 ke BPK
- Kepergok Berzina dengan Ipar, Wanita Cantik di Aceh Dihukum Cambuk Seratus Kali
- Viral, Petugas Buka Pintu Penjara Agar Tahanan Ini Bisa Peluk Anaknya
“Itu juga cara hidup, dan kecenderungan global saat ini,” kata Syafri.
Jika Indonesia, Malaysia, dan Bahrain, merupakan negara dengan penduduk muslim, namun Jepang walau dengan penduduk non-muslim juga menjadikan halal sebagai sebuah keperluan.
Dengan kondisi ini, Saeed Akhtar, direktur NAHA, lembaga yang fokus pada manajemen halal di Jepang, turut diundang untuk memberikan pandangan terkait kondisi halal di Jepang.
Ismail Suardi Wekke, menegaskan kembali bahwa sebagai keperluan, halal di Jepang menjadi primadona saat ini.
“Termasuk menyediakan keperluan tersebut bagi para wisatawan,” kata Ismail Suardi Wekke yang juga Chair Indonesia-Japan Symposium.
Koordinasi antar lembaga dan juga beragamanya bentuk kelembagaan dalam kaitan halal menjadi tantangan saat ini.
“Hanya saja, belum ada lembaga yang mengurusi halal dalam regional Asia Tenggara,” ujar Dr. H. Muhammad Nusran, direktur HIDI, yang juga conference director SEA-AFSID.
Untuk itu, melalui pelbagai Lembaga dan termasuk pelaksanaan SEA-AFSID 2020 ini, halal dijadikan sebagai salah topik.