Terkini.id, Jakarta – Politisi Demokrat Benny Kabur Harman atau Benny K Harman menyinggung keberadaan buzzer yang dinilainya mengesampingkan kekuatan akal dan mengedepankan uang.
Menurut Benny K Harman, pada zaman otoritarian dulunya stabilitas politik bisa dicapai dengan persenjataan atau bedil.
Namun berbeda dengan yang terjadi sekarang, yakni kekuasaan didapatkan dengan mengerahkan buzzer yang mengesampingkan logika.
Narasi Benny K Harman ini dilontarkan usai ekonom senior, Rizal Ramli mengajak untuk berburu bezzer dengan mengenali ciri-cirinya.
“Di zaman otoritarian, stabilitas politik dicapau dengan bedil atau senjata. Para aktivis ditangkap. Zaman now, cukup dengan kerahkan buzzer, pada muncul seperti rayap dari gua hantu, ndak penting logika. Power of reason tergusur sama power of money”, kata Benny K Harman, dikutip dari cuitannya, Kamis 17 November 2022.

- Demokrat Tanggapi Usulan Ketua MPR Soal Pemilu 2024: Tidak Ada Alasan Menunda Pemilu untuk Tetap Berkuasa
- Aswanto Dicopot Dari Hakim MK, Benny K Harman: Melawan Kehendak Rezim Dicopot Tanpa Due Process of Law
- Benny K Harman: Sekarang Korupsi Menjadi Kejahatan Biasa, Bukan Lagi Dilakukan di Ruang Gelap
- Sebut Publik Dibohongi Polisi, Benny K Harman Usul Kapolri Dinonaktifkan, DPR Keluarkan Penolakan
- Demokrat Usul Kapolri Dinonaktifkan, Gerindra: Apakah Diganti Semakin Membaik, Belum Tentu Juga
Sebelumnya, Rizal Ramli dalam cuitannya juga menyinggung mengenai keberadaan buzzer yang ditanggapi Benny K Harman.
Dalam narasinya, Rizal Ramli menyampaikan jika para buzzer akan bermunculan ketika ada singgungan yang ditujukan kepada ‘bosnya’.
Menurut Rizal Ramli, beberapa ciri dimiliki oleh buzzer yang membuatnya gampang untuk dikenali, seperti ciri ‘miskin logika’.
“Mari berburu buzzerRP. Gampang kok, singgung sedikit boss, langsung pada bermunculan dengan ciri miskin-logika dan miskin-kosa-kata. Dapat deh langsung blocked”, kata Rizal Ramli.

Sebagai informasi, buzzer memiliki peranan penting dalam pembentukan suatu opini di media sosial, sehingga tak jarang diberdayakan oleh tokoh politik untuk membangun topik baru di media sosial.
Namun, jika melihat dalam kontek demokrasi, keberadaan buzzer di Indonesia dinilai telah mencederai demokrasi karena narasi-narasi dan kontennya yang dinilai memecah belahkan bangsa.
Penggunaan istilah buzzer mulai populer seiring dengan erkembangan informasi. Di media sosial, buzzer dinilai mampu mendistribusikan konten yang bisa menjangkau pengguna media sosial.
Tak heran, Benny K Harman dan Rizal Ramli menyinggung keberadaan para buzzer yang dinilainya mengesampingkan logika demi uang dan juga Rizal Ramli menilainya sebagai miskin logika.
Melalui sebuah gambar yang diunggah oleh Rizal Ramli, terdapat narasi yang mengatakan jika beberapa permasalahan yang memang harus dibahas secara faktual, analitik dan solutif.

“Coba cerdasan dikit dong, kebijakan publik memang harus dibahas secara faktual, analitik dan solutif. Bukan perasaan bayaran yang miskin kosa kata”, bunyi narasi dalam foto yang diunggah Rizal Ramli.