Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Christ Wamea menanggapi pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) soal Front Persaudaraan Islam (FPI) atau Front Pembela Islam versi baru.
Christ Wamea menyindir bahwa hanya komunis yang masih saja terus mempersoalkan FPI.
“Hanya komunis saja yang terus persoalkan FPI,” katanya melalui akun Twitter PutraWadapi pada Selasa, 28 September 2021.
Dalam berita yang dibagikan oleh Christ Wamea, Guntur Romli menilai bahwa FPI baru dan FPI lama itu sebenarnya tak ada bedanya.
“Kalau kita baca berita pengakuan Aziz Yanuar yang bilang pada Januari 2021 setelah FPI dibubarkan, mereka memang menyatakan sudah mempersiapkan Front Persaudaraan Islam (FPI reborn),” katanya di Cokro TV, dilansir dari Hops.
- FPI dan Alumni 212 Tolak Pencapresan Anies Baswedan yang Dideklarasi NasDem
- Rapat Komisi III DPR Singgung KM 50, Mahfud MD: Itu Urusan Kapolri
- Ramai Tagar Bongkar Pembantai KM 50, Denny Siregar: Ada yang Menari di Kasus Ferdy Sambo
- Akun Manowar Sindir Habib Rizieq: Jelang Pilpres 2024, Pedagang Agama Mulai Pasang Umpan
- Kasus Irjen Ferdy Sambo Dikaitkan Peristiwa KM50, Denny Siregar: Gak Laku, Bos!
Kader Nahdatul Ulama itu juga meyakini bahwa pembentulan FPI baru ini semuanya atas restu dari pendiri FPI lama, yakni Rizieq Shihab yang kini sedang dipenjara.
“Tentu semua atas restu HRS, mau soal AD ART dan sebagainya. Hanya saja tidak ada nama HRS di sana,” ujarnya.
Lebih lanjut, kader Nahdatul Ulama (NU) itu mengatakan bahwa FPI baru ini akan lebih berbahaya ketimbang FPI lama.
“Karena tujuannya utuk menipu, pembohongan publik, seolah-olah ini organisasi baru padahal persis yang lama, termasuk ideologi, kegiatan sama, tindakan juga bakal sama. Tak ada yang bisa membedakan FPI lama dan baru,” ungkapnya.
Guntur menilai bahwa FPI nyata-nyata mulai menipu publik dengan hanya memberikan bungkus baru, padahal di dalamnya adalah barang lama yang sudah busuk.
Ia juga berpendapat bahwa FPI baru ini memang sengaja dihadirkan untuk mendukung atau bisa jadi memberi dukungan finansial atau apapun yang bermuara pada pencapresan Anies Baswedan di 2024.
“Kalau saya melihat ada dugaan pencapresan Anies Baswedan. Kenapa? Kalau melihat Anies menggunakan FPI pada pilkada Jakarta lalu, ada kemungkinan akan digunakan lagi ke depan,” kata Guntur Romli.
“Dia yang ngotot jadi capres kan gagal memimpin Jakarta, ada kemungkinan dia akan menggunakan isu agama kembali dengan FPI baru,” sambungnya.
Guntur Romli menilai bahwa kedekatan antara Anies dengan FPI sendiri memang tak terbantahkan.
Selama ini, Anies dinilai sangat ramah dengan organisasi itu, termasuk dengan para pentolannya.
Contohnya, ketika Rizieq pulang ke tanah air, Anies juga yang ikut menyambut dan mengunjungi beliau di Petamburan.
“Ini kan karena pesanan-pesanan politik. Apalagi Anies menerima keuntungan politik dari FPI selama ini.”