TNI Disusupi PKI, Tuding Gatot Setelah Menyatakan Diorama G30S/PKI Hilang
Komentar

TNI Disusupi PKI, Tuding Gatot Setelah Menyatakan Diorama G30S/PKI Hilang

Komentar

Terkini.id,Jakarta. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa diorama G30S/PKI dan patung Pahlawan Revolusi di Markas Kostrad telah hilang. Hal ini disampaikan pada acara webinar Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita Korps Alumni HMI pada Minggu malam, 26 September 2021.

Diorama yang hilang di Markas Kostrad merupakan diorama saat Panglima Kostrad Mayjen Soeharto memerintahkan Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wiboso untuk menumpas PKI.

Diorama ini memperlihatkan Mayjen Soeharto yang berdiri di hadapan Sarwo Edhie yang bersebelahan dengan Jenderal AH Nasution yang duduk memegang tongkat.

Kejadian ini membuat Gatot Nurmantyo menuding bahwa TNI telah disusupi paham-paham kiri, paham-paham komunis atau PKI.

“Mengapa saya mengatakan ini? Untuk mengingatkan bahwa indikasi seperti ini apabila dibiarkan maka peristiwa kelam tahun 65 bisa terjadi lagi,” ungkap Gatot dilansir dari Suara.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Pernyataan Gatot ini pun menjadi polemik diberbagai kalangan. Pakar politik pun mulai angkat bicara mengenai hal ini.

Salah satu pakar politik, Ujang Komarodin dilansir dari kanal youtube TagarTV menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi memang dilarang, tetapi oknum yang menganut paham tersebut tidak bisa dideteksi. Sehingga, bisa saja menghilangkan simbol-simbol sejarah termasuk dari gerakan PKI jenis baru.

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan Gatot, Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman pun angkat bicara. Beliau membantah tuduhan tersebut.

Dudung menegaskan bahwa diorama G30S/PKI yang berada di Museum Darma Bhakti Kostrad diambil oleh Letnan Jenderan TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution yang tidak lain adalah pembuat diorama tersebut.

Diorama tersebut dibuat pada saat ia menjabat sebagai Panglima Kostrad ke- 34 periode 2011-2012 lalu.

Dudung mengaku bahwa Azmyn meminta diorama dengan alasan pribadi. Ia mengaku merasa berdosa dan melanggar ajaran keyakinan dan agamanya karena telah membuat patung-patung.

Dengan alasan tersebut, Dudung membantah dengan keras apabila penarikan patung Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad),  Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB) dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) itu atas dasar kemauan pihaknya dengan tujuan melupakan sejarah pemberontakan G30S/PKI.