Terkini.id, Jakarta – Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo, Kuat Ma’ruf kembali menguatkan tudingan terjadi pelecehan seksual di rumah Jenderal Bintang Dua itu.
Meskipun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit sebelumnya telah memastikan tidak ada peristiwa pelecehan dalam kasus tersebut, dan Mabes Polri juga sudah menghentikan laporan Putri Candrawathi terkait tindakan pelecehan seksual dengan terlapor Brigadir J.
Kuat Ma’ruf sebelumnyamemberikan keterangan soal dugaan adanya adegan Putri Candrawathi bersama Brigadir J di sofa dan di kamar pribadi sang jenderal.
Tapi tak dirinci adegan apa yang dimaksud. Hanya saja, beredar informasi di lapangan. Adegan ini yang kabarnya membuat Kuat Ma’ruf sempat cekcok dengan Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.
Sebelum akhirnya Brigadir J di eksekusi oleh kawanan tersangka yang dipimpin Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Agustus 2022.
Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Kuat Ma’ruf memberikan keterangan soal dugaan adanya adegan Putri Candrawathi bersama Brigadir J di sofa dan di kamar pribadi sang jenderal.
Diduga dari keterangan Kuat Ma’ruf, Ferdy Sambo marah besar hingga terjadi pertengkaran dan diakhiri dengan mengeksekusi Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Agustus 2022.
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai keterangan Kuat Ma’ruf sangat prematur. Apalagi kedekatan Putri Candrawathi dengan Brigadir J tidak jelas.
“Katakanlah dia melihat bahwa J berdekatan dengan PC di sofa dan kemudian di kamar. Ini gak jelas. Pengertian berdekatan itu kan not having sex (tidak berhubungan seksual) tentunya kan,” kata Refly Harun dikutip via suaradotcom.
Bila ada hubungan seksual, dengan posisi Kuat Ma’ruf yang hanya ART tidak mungkin berani menegur Putri Candrawathi dan Brigadir J.
Karena kalau katakanlah intim seperti itu, gak mungkin Ma’ruf menegur langsung. Dan rasanya tidak mungkin Ma’ruf bisa langsung intervensi seperti itu,” dalilnya.
“Kita tidak tahu berdekatan duduknya, dia kan tidak bilang pelukan, ciuman, tapi dia bilang berdekatan,” tanyanya lagi. Dia menilai keterangan Kuat Ma’ruf, RH sangat meragukannya dan meminta polisi mempertanyakan soal kesaksian ART di rumah Sambo.
“Apakah iya Ferdy Sambo tiba-tiba tergerak merencanakan pembunuhan (setelah mendengar keterangan Kuat Ma’ruf )?” tanya lagi.
Jika benar dipicu laporan Kuat Ma’ruf, tentu tindakan Ferdy Sambo terbilang kejam. Keanehan lainnya, Ferdy Sambo yang seorang Jenderal mengajak ajudan untuk ikut mengeksekusi Brigadir J.
“Dia kan jenderal, dia tinggal panggil (anak buah) saja. Dia panggil Bharada E, dia panggil ini, semuanya. Kenapa dia harus berkonspirasi seperti akan menghadapi orang yang kuat, atasan, orang yang hebat sehingga harus berkomplot?” jelasnya seperti dikutip dari YouTube Refly Harun, Senin, 15 Agustus 2022.