Apakah Bunuh Diri Bisa Menular? Begini Penjelasan Psikolog UNM
Komentar

Apakah Bunuh Diri Bisa Menular? Begini Penjelasan Psikolog UNM

Komentar

Terkini.id, Makassar – Kasus bunuh diri beberapa pekan terakhir menjadi percakapan hangat di Kota Makassar. Deretan peristiwa kematian bunuh diri seperti saling bersambung. 

Pada 9 November 2022, NNR (18), seorang siswi SMA ditemukan tewas teregeletak di lantai basement Hotel Karebosi Primeir, Jalan Jendral M Jusuf Kota Makassar, Sulawesi Selatan. NNR diduga bunuh diri.

Terbaru, kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang diduga bunuh diri dengan cara gantung diri. Namun, hingga kini kepolisian belum mengeluarkan hasil visum. 

Psikolog dan Akademisi Fakultas Psikologi UNM Makassar, Asniar Khumas menegaskan bunuh diri tak bisa dikatakan menular.

Namun, kata dia, di tengah sarana penyebaran informasi yang begitu cepat, dengan mudahnya mengetahui orang di tempat lain yang mungkin saja mengalami persoalan yang sama.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

“Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dalam memberitakan. Karena berita itu bisa menjadi sarana untuk menginterpretasikan sebagai jalan untuk keluar dari masalahnya. Jadi literasi terhadap kehidupan yang dialami itu sangat penting,” ujar Asniar Khumas, Selasa, 15 November 2022.

Misalnya, kata dia, sudah ada berita tentang resesi yang akan terjadi di 2023. Hal itu akan menimbulkan rasa cemas. Bagi orang yang begitu terpengaruh berita itu, ditambah kepribadian yang cenderung mudah cemas, itu bisa jadi tekanan. 

“Makanya kita memberitakan sesuatu harus proporsional. Kita perlu mengantisipasi kalau ada kesulitan. Jadi kita tidak perlu takut,” paparnya.

Terkait kasus bunuh diri, Asniar menyatakan hal itu perlu digali. Dalam konsep bunuh diri, tanda-tanda orang bunuh diri itu bisa diidentifikasi. 

“Jadi kita yang di sekitarnya bisa mencegah. Tanda yang paling penting untuk kita ingat itu kalau dia mulai cenderung menutup diri, tidak mau bergaul,” sebutnya.

Menurutnya, dukungan sosial itu sangat penting. Ia mengatakan seberat apapun persoalan yang dihadapi, kalau banyak orang yang membantu hal itu bisa memberi dampak. 

“Tiap orang itu beda rentang toleransinya terhadap stres. Ada yang bebas sekali, ada yang sedikit kena masalah, langsung depresi dan melihatnya sebagai tekanan yang sulit untuk diselesaikan,” ungkapnya.