Terkini.id, Jakarta – Update soal penularan virus SARS-CoV-2 masih terus terjadi. Perkembangan inovasi di bidang medis membuat pilihan pengobatan pasien virus corona meski belum ada yang teruji klinis menyembuhkan penyakit tersebut.
Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Dokter Purwati bersama Badan Intelijen Negara dan Gugus Tugas Nasional terus melakukan penelitian untuk memutakhirkan resep penyembuhan COVID-19.
Pihaknya melakukan penelitian terkait dengan regimen kombinasi obat dan juga jenis stem cell yang efektif.
Regiman merupakan komposisi jenis dan jumlah obat serta frekuensi pemberian obat sebagai upaya terapi pengobatan.
Titik tolak penelitiannya berdasarkan prinsip penyakit infeksi, yakni adanya konsep tiga sisi yang terdiri host, lingkungan dan agen.
- Terget Impact Besar, Unhas dan NIU Kompak Perkuat Penelitian dan Pendidikan
- Jalin Kerjasama Dengan LPPM IPB, Polbangtan Kementan Jadikan Dosen Sebagai Peneliti Bersertifikasi Internasional
- Denny Siregar: Harus Ada Penelitian, Kenapa Kadrun Itu Gak Bisa Diajak Becanda Ya?
- Stop Kebiasaan Minum Air Hangat, Hasil Penelitian Temukan Risiko Berbahaya! Ini Penjelasannya
- Seorang Ilmuan Temukan Fakta Mengejutkan, Sebelum Manusia Meninggal Dunia Akan Alami Hal Ini
“Jadi manusia itu sendiri, virus itu sendiri, serta faktor lingkungan yang apabila dibuat sesuatu hal yang sedemikian rupa sehingga mendukung pertumbuhan virus tersebut,” ujar Purwati di Jakarta.
Upaya pengobatan yang didukung Gugus Tugas Nasional dalam percepatan penanganan COVID-19 merupakan rangkaian upaya dari pengujian dan pelacakan.
Pengobatan yang dilakukan bersifat medis dan nonmedis. Menurut perempuan bergelar doktor ini, pihaknya dan BIN terus meneliti dan menggunakan regimen untuk pengobatan medis.
“Kombinasi obat-obatan yang sudah dilakukan penelitian dari obat-obatan yang sudah ada di pasaran dan kita teliti untuk potensi dan efektivitas obat tersebut sehingga indikasinya diperluas menjadi obat yang mempunyai efek antiviral terhadap SARS-CoV-2 yang berbasis dari virus isolat Indoensia yang sampelnya diambil dari pasien di RSUA yang telah mendapatkan sertifikat laik etik, melalui serangkaian proses,” urainya.
Proses pertama yaitu uji toksisitas.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.