Terkini.id, Jakarta – Salah satu pemimpin tertinggi jaringan teroris ISIS, Shifa’a Al-Ni’mah alias Abu Abdel-Bari ditangkap otoritas keamanan Irak pada Rabu, waktu setempat. Shifa’a ditangkap dalam operasi khusus yang digelar oleh pasukan Irak di wilayah Provinsi Nineveh.
Dilansir dari lama Al Masdar News, Jumat, 17 Januari 2020, saat operasi khusus tersebut, pasukan Irak menemukan Shifa’a Al-Ni’mah sedang bersembunyi di pedesaan Nineveh, tidak jauh dari perbatasan Suriah.
Berdasarkan laporan otoritas Irak, Shifa’a merupakan pimpinan tertinggi kedua ISIS.
Dalam foto yang beredar luas di media sosial, tampak Shifa’a Al-Ni’mah dalam kondisi kesehatan yang buruk.
Pria yang dikenal dengan nama Abu Abdel ini bahkan harus dibawa menggunakan kendaraan pick up oleh pasukan keamanan Irak karena bobit tubuhnya yang berat, mencapai 136 Kg.
- Ngaku Enggan Musuhi ISIS, Habib Rizieq: Kita Butuh Mereka!
- Akibat Bantu ISIS, Lima WNI Diberi Sanksi Oleh Amerika Serikat
- Seruan Kelompok ISIS Kepada Pengikutnya Agar Memanfaatkan Momentum Perang Ukraina dan Rusia
- Setuju Gak? Soal Pengeroyokan Ade Armando, Abu Janda: Wujud Asli Umat Islam, Mereka ISIS!
- Kembali Buat Gaduh! Saifuddin Ibrahim Serang Ulama, Sebut MUI ISIS
Namun, dalam laporan tersebut tak disebutkan bagaimana pasukan Irak bisa mengeluarkan teroris berpostur tubuh besar ini dari rumah, dan menempatkannya dalam mobil pick up.
Menurut laman FNA, Shifa’a dikenal sebagai mufti (ulama) yang suka menghasut dan menyebarkan ekstremisme atas nama ISIS.
“Dia merupakan salah satu pemimpin teroris ISIS yang bertanggung jawab merilis fatwa berujung pembunuhan ulama dan kalangan terpelajar,” ujar sumber polisi Baghdad.
Sementara itu, Imam of Peace lewat akun Twitter-nya menyebutkan Shifa al-Ni’mah memerintahkan eksekusi, perbudakan, pemerkosaan, hingga penculikan terhadap muslim dan non-muslim yang menentang mereka.
Salah satu fatwa yang dikeluarkan Shifa’a adalah memerintahkan pasukan ISIS untuk menghancurkan makam Nabi Yunus AS, dan situs budaya lainnya.
Berbagai jejak pengalaman buruk dirasakan oleh warga di Mosul terhadap si “Mufti”. Sebab, dia selalu menginstruksikan agar warisan budaya kota mereka dihancurkan.