Komnas HAM: Kesimpulan Kami, Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan
Komentar

Komnas HAM: Kesimpulan Kami, Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam menyampaikan penyebab utama Tragedi Kanjuruhan.

“Sampai saat ini, kesimpulan kami gas air mata adalah penyebab utama terjadinya Tragedi Kanjuruhan,” sebut Anam di Kota Malang, Jumat 21 Oktober 2022.

Tidak semata-mata membuat kesimpulan, Komnas HAM berani berbicara lantaran memiliki sejumlah bukti terkait gas air mata yang merupakan penyebab utama meninggalnya korban di Tragedi Kanjuruhan.

“Spektrum itu yang kami lihat. Jadi, ini biar tidak resah semuanya, gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton. Apakah Komnas HAM punya datanya? Punya dokumentasinya? Kami punya,” ucapnya Choirul Anam.

Menurut Komnas HAM, bukti berupa video-video yang diambil dari korban meninggal merupakan bukti kunci terhadap penyebab tewasnya para supporter.

Baca Juga

“Kami punya video kunci, terkait itu yang bisa menggambarkan posisi gas air mata sampai proses kematian, yang videonya diambil dari korban. Korban yang meninggal, (ini) clear bagi kami,” terang Anam.

Kemudian, Komnas HAM menyebut data-data itu akan dijadikan rekomendasi bagi seluruh pihak yang membutuhkan, termasuk kepada Otoritas Sepak Bola Dunia, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), dan pihak kepolisian.

“Nanti kalau sudah selesai, direkomendasikan ke siapa, ke siapa pun para pihak, kalau memang FIFA penting untuk kami rekomendasikan, kami rekomendasikan ke FIFA,” ujar Choirul Anam, dikutip dari Antara oleh Suara.com jaringan Terkini.id.

Diketahui, Komnas HAM masih mengumpulkan beberapa keterangan dan bukti-bukti mengenai peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, termasuk rekaman kamera pengawas (CCTV) di Stadion Kanjuruhan.

Sebelumnya, Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022. Kericuhan terjadi setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Kekalahan tersebut menyebabkan ribuan supporter turun dan masuk ke dalam area lapangan, hingga membuat polisi harus melepaskan tembakkan gas air mata kepada para supporter. 

Akibatnya, para supporter berusaha menghindari gas air mata tersebut yang membuat mereka kesulitan bernafas dan perih di bagian mata, hingga terjadi saling berdesak-desakan bahkan terinjak-injak. Alhasil, dari tragedi itu dilaporkan sebanyak 134 orang, dinyatakan meninggal dunia.