Terkini, Makassar — Sebuah unggahan viral di media sosial memicu perhatian luas. Dalam unggahan tersebut, seorang anggota Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Hasanuddin (Unhas) diduga membela seorang dosen yang telah dilaporkan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi.
Percakapan melalui aplikasi WhatsApp yang beredar memperlihatkan komunikasi antara anggota Satgas berinisial QM dan mahasiswi yang menjadi korban. Dosen yang dilaporkan, Firman Saleh, berasal dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas.
Dalam percakapan tersebut, QM tampak menyayangkan langkah korban yang memilih mempublikasikan kasus pelecehan itu di media.
“Tapi sayangnya, kita post di media, dek. Sanksinya itu masuk kategori berat,” tulis QM dalam percakapan yang dikutip dari unggahan akun media sosial unounhas pada Kamis, 28 November 2024.
QM juga menyinggung sanksi yang diterima Firman Saleh, menyatakan bahwa hukuman skorsing tersebut akan berdampak berat bagi karir dosen tersebut.
“Kalau dipikir, lebih tersiksa lagi Pak Firman dengan sanksi ini. Bayangkan kalau ada SK begini, yang bersangkutan tidak bisa naik jabatan lagi,” ujarnya.
- Sambut Kepala Kejati Baru, Gubernur Sulsel: Selamat Mengemban Amanah
- Perdana Join Event Kuliner, Sop Duren Samata: MTF Ruang Terbaik Bagi UMKM Pemula
- KAMMI Makassar Gelar Stadium General Pembukaan MUSDA ke-VIII, Bahas Isu Pendidikan, Keamanan dan Kepemudaan
- Malam Puncak HUT ke-57, PT Semen Tonasa Kolaborasi 7 Pemda Olah Sampah Jadi Energi
- Pertamina Patra Niaga Sulawesi Dukung Kreativitas Pemuda Melalui Pelatihan Fotografi BAKU DAPA
Dalam tanggapannya, QM mengatakan bahwa Firman Saleh kini harus menjalani sisa karirnya tanpa kesempatan promosi.
“Dia akan berada di posisi seperti ini terus sampai nanti. Dengan kata lain, tersiksa seumur hidup sebagai dosen karena tidak bisa naik jabatan,” lanjut QM.
Namun, pernyataan QM tersebut justru memicu reaksi dari korban. Ia mempertanyakan keadilan bagi dirinya yang harus menanggung trauma akibat perbuatan Firman.
“Terus sayanya bagaimana, Kak? Bisa dikembalikan hidupku? Bisa dihilangkan traumaku? Saya juga tersiksa, Kak,” ungkap korban dengan nada emosional.
Merespons pertanyaan itu, QM mengakui bahwa pemecatan Firman Saleh sekalipun tidak akan mampu menghapus trauma yang dialami korban.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
