Terkini.id, Jakarta – Ferdinand Hutahaean menyampaikan pandangannya sebagai mantan kader terkait kisruh yang sedang dihadapi Partai Demokrat. Ferdinand menilai bahwa Partai Demokrat telah kehilangan nilai-nilai demokrasi dalam menghadapi kemelut yang sedang terjadi.
“Pertama, saya melihatnya begini yah, bahwa Partai Demokrat ini menurut saya menjadi partai yang kehilangan suasana demokrasi di dalamnya,” ujarnya, dikutip dari video yang ditayangkan di youtube oleh Tagar TV pada Kamis, 4Maret 2021.
Ferdinand melanjutkan alasannya bahwa perbedaan dalam partai adalah suatu hal yang wajar serta tidak boleh diselesaikan dengan menggunakan pendekatan kekuasaan
“Bahwa adanya gerakan-gerakan seperti ini sebetulnya lumrah di dalam sebuah organisasi. Berbeda itu biasa. Perbedaan pendapat dan perbedaan cita-cita politik itu dari banyak orang di dalam satu organisasi itu hal yang biasa,” katanya.
“Tetapi yang begini kan tidak boleh mestinya ditanggapi dengan cara-cara mengedepankan kekuasaan,” tambahnya.
- Rayakan HUT ke-24, DPC Partai Demokrat Makassar Gelar Doa Bersama
- Partai Demokrat Solid Dukung Andi Sudirman-Fatmawati di Pilgub Sulsel 2024
- Partai Demokrat Serahkan Rekomendasi ke Pasangan Erna Rasyid-Rahmat Sjamsu untuk Pilwalkot Parepare 2024
- Hadapi Pilkada Serentak 2024, Partai Demokrat Keluarkan 60 Rekomendasi
- Partai Demokrat Beri Sinyal Kuat Dukung Andi Kartini Ottong pada Pilkada Sinjai 2024
Menurutnya, masalah internal partai seharusnya dihadapi dengan cara-cara yang diplomatis dan demokratis.
“Ini namanya harus ditanggapi dengan diplomatis, dengan cara-cara yang memang harus demokratis, tidak bisa dengan cara-cara mengedepankan kekuasaan,” ucapnya.
Ferdinand juga menyampaikan bahwa kini terbentuk persepsi di publik bahwa Partai Demokrat sedang tidak sehat dan Ketua Umum Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) tidak mampu memimpin.
Menurutnya, asumsi-asumsi di publik tersebut tidak perlu terjadi jika Dewan Pimpinan Pusat menghadapi isu Kongres Luar Biasa (KLB) dengan cara-cara demokratis.
“Karena apa? Begini, KLB itu kan adalah sebuah kondisi, yah. Sebuah organ organisasi yang sah, halal untuk dilaksanakan sepanjang syaratnya memenuhi yaitu dua per tiga dari pengurus yang memiliki hak suara mengatakan setuju. Tetapi jika syarat itu tidak terpenuhi artinya KLB tidak akan terjadi,” jelas Ferdinand.
Oleh karena itu, KLB tersebut seharusnya tidak ditanggapi secara berlebihan jika Demokrat meyakini bahwa mereka memiliki kekokohan dari bawah.
“Menurut saya, Dewan Pimpinan Pusat menanggapi gerakan ini berlebihan sehingga gerakan yang tadinya hanya gerakan kecil di internal, yang tidak diketahui oleh publik, yang tidak diketahui bahkan oleh banyak kader sekarang kan menjadi konsumsi publik dan menjadi perbincangan publik,” ungkapnya.
Perbincangan publik ini, menurut Ferdinand kemudian justru menjadi energi para penggerak KLB yang sebenarnya telah ada sejak dulu.
“Akhirnya stigma muncul sedang berkonflik dan bermasalah. Akhirnya apa? Ini menjadi energi baru buat para pelaku-pelaku, motor-motor penggerak KLB ini. Karena mereka ini dari dulu sudah ada, zaman saya masih DPP di sana,” ungkap Ferdinand.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.