Opini: Navigasi Derajat Manusia

Opini: Navigasi Derajat Manusia

HZ
Muhlis Pasakai
Hasbi Zainuddin

Tim Redaksi

ERA modern rupanya tak sanggup menghapus “perang” supremasi identitas, baik suku, silsilah keturunan atau identitas kelompok lainnya. Semua mengaku sebagai suku terkuat atau memiliki darah kebangsawanan paling tinggi hingga dapat menimbulkan saling sentimen dan menyuburkan sifat congkak terhadap yang lain.

Seberapa besarkah pengaruh persepsi derajat manusia terhadap cara pandang dan perilakunya?.

Pandangan De Gobineau dalam bukunyaEssai Sur l’Inegalite De Races Humaniesmengatakan bahwa ras yang paling murni dan unggul di dunia adalah ras Arya. Berdasarkan buku De Gobineau itu, karena para bangsawan Perancis merupakan keturunan ras Arya, rakyat kebanyakan yang tercampur dengan orang Negro dan Semit dianggap memang telah ditakdirkan untuk dikuasai (dijajah -pen). Demikian pula dengan dalih bahwa orang Jerman merupakan keturunan langsung ras Arya, kaum Nazi memanfaatkan pendirian itu untuk melakukan pembersihan kaum Yahudi (Koentjaraningrat, 1999: 64).

Orientalis Ernest Renan dalam bukunyaTarikh al-Lugat as-Samiah(Sejarah Bahasa-bahasa Semit) mengatakan bahwa ras Semit berada di bawah ras Aria, serta kurang memiliki kemampuan berpikir dibandingkan ras Aria. Pandangan ini mendorong terjadinya ekspansi bangsa Eropa (kulit putih) terhadap bangsa kulit berwarna yang menciptakan kecongkakan dan merasa diri lebih unggul dibandingkan bangsa lain (Assamurai, terj., Syuhudi Ismail, 1996:18).

Seganas itu sifat dan tindakan manusia setelah mengidentifikasi derajat diri atau kelompoknya superior dari yang lain.

Baca Juga

Jika dilihat dari sistem klasifikasi makhluk hidup di bumi berdasarkan morfologinya, manusia dikelompokkan dalam sub-golongan dari mamalia sebagai suku Primat, satu suku dengan semua jenis kera mulai dari yang rupa dan ukurannya mirip tupai sampai yang besar seperti gorilla (Koentjaraningrat, 1999: 41-42).

Dalam Islam manusia tidak diklasifikasikan derajatnya berdasarkan ras atau warna kulitnya, tidak pula berdasarkan bentuk morfologinya. Dalam salah satu hadis dikatakan bahwa Allah tidak melihat rupa dan harta manusia, tetapi Allah melihat hati dan perbuatannya (Shahih Muslim no. 2564 hal 606). Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 juga berbunyi“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”. Dari dua keterangan ini jelas menunjukkan bahwa dalam Islam tingkatan derajat manusia tidak ditentukan berdasarkan suku, warna kulit, bentuk fisik, atau silsilah keturunannya.

Iman dan Amal Saleh

Dalam Al-Qur’an manusia disebut sebagai sebaik-baik bentuk penciptaan. Hal tersebut sebagaimana yang terdapat dalam surah at-Tin ayat 4, “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Sebaik-baik bentuk penciptaan dalam ayat ini meskipun dimaknai dalam konteks perawakan/ fisik atau jasmaninya, namun dapat dipahami secara lebih komprehensif bahwa yang dimaksud tidak hanya sebatas pada raganya, tetapi juga rohaninya. Secara sederhana, kaitannya dengan bentuk fisik dapat dipahami dari ayat sebelumnya di mana Allah bersumpah dengan buah tin dan zaitun, kedua buah ini memiliki banyak manfaat terhadap tubuh manusia, itu pun jika mengikuti pendapat ulama yang menafsirkan kataat-Tinsebagai buah tin.

Perpaduan antara jasmani dengan rohani dapat dipahami dari sebab turunnya ayat ke-5 dalam surah ini, di mana ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang di zaman Rasulullah yang dipanjangkan umurnya hingga menjadi pikun. Orang-orang lalu bertanya tentang (perkataan dan perbuatan) mereka ketika pikiran mereka telah tidak berfungsi lagi. Allah lalu menerangkan bahwa mereka mendapat pemaafan. Artinya mereka hanya diganjar dari apa yang mereka kerjakan ketika pikiran mereka masih sehat dan baik (As-Suyuthi, terj., Tim Abdul Hayyie, 2015: 632). Hal ini dapat dipahami sebagai perpaduan antara pikiran (abstrak) yang mengalami kepikunan seiring perubahan fisik akibat penuaan.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.