Bahagia dan sengsara adalah buah pikiran kita sendiri. Berpikir positiflah niscaya menjadikanmu orang yang selalu optimis.
Melihat segala sesuatu dengan jernih. Hindarkan diri berpikir negatif, melihat sesuatu selalu buruk dengan kacamata buruk sangka.
Pola kehidupan seseorang sangat terbentuk pada pola pikirannya, jalan pikirannya menuntunnya melihat sesuatu. Baik atau buruknya, positif atau negatif. Banyak yang terjerumus dari pola pikirnya sendiri.
Menyikapi situasi sekarang ini, ancaman virus korona, mengharuskan kita mengedepankan pikiran positif untuk melahirkan imun.
Tidak mesti panik atau egois. Sekolompok masyarakat menunjukkan kepanikan berlebih yang mempengaruhi imun tubuh hingga perilakunya. Sebaliknya, sekelompok juga yang justru egois, seakan terjamin dirinya terbebas dari virus dan tidak peduli dengan keselamatan orang banyak.
Semua berawal dari cara pandang dan pola pikirnya. Kenikmatan yang dirasakan tubuh antara orang kaya dengan orang miskin sesungguhnya sama.
Ketika merasakan lapar lalu makan makanan sesuai kebutuhan tubuhnya, rasa lapar itu hilang. Justru terkadang orang kaya tidak menikmatinya karena saat makan pikirannya terbebani dengan hal lain.
Orang yang pola pikirnya positif, memandang sesuatu dari sudut pandang positif. Dikritik sekalipun, ia tetap berpikir positif, mungkin saja orang itu tidak memahami ihwal persoalan secara utuh atau mendapat informasi keliru.
Lalu ia berupaya meluruskannnya hingga orang yang mengeritiknya tidak berkuban dalam pikiran negatif tadi, tidak membiarkannya.
Jika berhasil mengolah pola pikir tersebut, awal yang baik untuk memulai perlakukan setiap orang dengan baik. Bob Sadino berujar, “Kepada siapapun kita bicara, entah kenal atau tidak, baik keluarga maupun rekan bisnis, perlakukan mereka layaknya pelanggan”.
Itu salah satu tips dari penguasaha sukses tersebut.
Upaya selalu berpikir positif dalam melihat segala persoalan sangatlah sulit. Setiap persoalan muncul dengan latar berbeda, sulit memilahnya.
Terkadang setelah memahami persoalannya secara detail baru seseorang dapat yakin. Ini persoalan cara berpikir. Maka dalam meliahat setiap persoalan membutuhkan energi spiritual.
Selama kita menunaikan ibadah puasa, terasa perbedaan dalam diri kita dalam meliahat dan menangani setiap persoalan. Padahal persioalan yang dihadapi sama, persoalan ekonomi, keluarga, atau kerjaan kantor.
Namun posisi memandangnya beda. Puasa menjernihkan pola pikir selalu positif tentu kaena energi spiritual dari puasa tadi.
Berpuasa melahirkan energi spiritual berupa ketaqwaan.
Taqwa melahirkan kesadaran terus menerus kepada sang khaliq sehingga senantiasa berhati-hati dan tidak terombang ambing oleh keinginan dan nafsu duniawi.
Taqwa menjadi sumber utama keberkahan dan energi spiritual karena ia memberi pijakan yang kuat bagi Anda dalam nilai-nilai dan prinsip-prinsip Anda sesuai perintah Allah. Demikian titah Mohammed Faris.
Selalu sadar akan kehadiran Allah, segala putusan didasarkan pada pikiran, adakah Allah ridha atau tidak, senantiasalah hadirkan Allah sebagai energi spiritual dalam segenap putusan sebagai terapi merawat pikiran.
Berprasangka baiklah pada Allah, niscaya Engkau dituntun untuk selalu berpikir positif.
Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan
Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
