Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Guntur Romli lagi-lagi sindir pihak Aksi Cepat Tanggap (ACT) karena diduga selewengkan dana korban kecelakaan pesawat Lion Air.
Lewat akun Twitter-nya, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli mengatakan bahwa kelakuan ACT itu rendah dan keji.
“Uda tepat dibubarkan. Kalau kasus ini benar, ini kelakuan yg rendah & keji,” tulis Guntur Romli lewat akun @GunRomli, Sabtu, 9 Juli 2022.
“Masalah keuangan itu diduga dilakukan oleh mantan Presiden ACT Ahyudin dan Presiden ACT saat ini Ibnu Khajar,” lanjut Guntur Romli.
Bareskrim Polri mengendus dugaan penyalahgunaan dana bantuan yang dihimpun Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 pada 2018 lalu.
- Mayoritas Dana ACT Disebut untuk Beli Villa, Warganet Sebut Kelakuan ACT Lebih Dari Iblis
- Polri Sebut Ketua Umum Koperasi Syariah 212 Akui Terima Dana Sebesar Rp 10 Miliar
- Ruhut Sitompul: Kadrun Pada Sewot, Para Tersangka ATC Ditahan
- Soal Temuan Baru ACT, Ruhut Sitompul: Uang Donasi Dinikmati Berfoya Untuk 212 dan Parpol!
- Wasekjen PBNU Minta Polri Ungkap Aliran Dana di Kasus ACT, Mustofa Nahra: Sekalian Aliran Dana dari Maming
“Bahwa pengurus yayasan ACT dalam hal ini Saudara Ahyudin selaku pendiri merangkap ketua, pengurus dan pembina serta saudara Ibnu Khajar selaku ketua pengurus melakukan dugaan penyimpangan sebagian dana sosial atau CSR dari pihak Boeing untuk kepentingan pribadi masing-masing berupa pembayaran gaji dan fasilitas pribadi,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, seperti dilansir cnnindonesia.com, Sabtu, 9 Juli 2022.
Sebagai kompensasi atas kecelakaan, pihak Boeing telah memberikan dua jenis dana, yakni santunan tunai kepada ahli waris korban sebesar Rp 2,06 miliar dan bantuan non-tunai dalam bentuk CSR senilai yang sama.
Polisi menduga pengurus ACT telah menyelewengkan dana CSR ini.
Menurut Brigjen Ahmad Ramadhan, Ahyudin dan ACT tidak pernah mengikutsertakan ahli waris dalam menyusun rencana ataupun pelaksanaan penggunaan dana CSR yang disalurkan oleh Boeing.
Selain itu, kata Brigjen Ahmad Ramadhan, pihak ahli waris juga tidak pernah mendapat informasi lebih lanjut mengenai besaran dana yang didapat dari Boeing.
Meski begitu, kata Brigjen Ahmad Ramadhan, saat ini pengusutan kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih melakukan serangkaian pemeriksaan dan pendalaman terkait masalah itu.
Total dana CSR yang diterima oleh ACT untuk disalurkan kepada ahli waris korban sebesar Rp 138 miliar. Penyaluran dalam bentuk kegiatan CSR seperti mendirikan sekolah.
Ternyata, uang kompensasi dari Boeing yang tidak terealisasi itu digunakan untuk membayar gaji ketua, pengurus, pembina serta staf pada lembaga ACT.
Selain itu, uang tersebut diduga juga digunakan untuk mendukung fasilitas serta kegiatan pribadi Ahyudin.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
