Tembakan Densus 88 yang Tewaskan Dokter Sunardi Itu Sudah Tepat, Guntur Romli: Ini Jaringan Teorisme di Indonesia!
Komentar

Tembakan Densus 88 yang Tewaskan Dokter Sunardi Itu Sudah Tepat, Guntur Romli: Ini Jaringan Teorisme di Indonesia!

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Penembakan Densus 88 yang menewaskan Dokter Sunardi dinilai sudah tepat menurut Guntur Romli. Dokter Sunardi jelas membahayakan masyarakat sipil dan petugas karena dianggap melawan saat hendak ditangkap.

“Sudah tepat dr Sunardi ditembak mati oleh Densus 88 karena melawan petugas yg mau menangkapnya, daripada menjatuhkan korban sipil & petugas, lebih baik dia yg ditindak tegas,” ujar Guntur Romli melalui akun Twitternya @GunRomli pada Jumat 11 Maret 2022.

Dokter Sunardi, kata Guntur, terlibat dalam jaringan terorisme di Indonesia sehingga perlu tindakan yang cepat sebelum mebahayakan orang lain.

“Ini kaitan dr Sunardi dgn jaringan terorisme di Indonesia & oknum2 dokter yg terlibat terorisme,” sambung Guntur Romli menegaskan kebenaran pernyataannya.

Merujuk pada keterangan kepolisian, saat hendak melakukan penangkapan, Sunardi melakukan perlawanan secara agresif. Ia bergerak menggunakan mobil dan tak mengindahkan peringatan yang diberikan aparat.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Hal tersebut membuat aparat petugas harus naik ke bak belakang kendaraan Sunardi. Namun, peringatan yang diberikan petugas dari jarak dekat itu tetap diabaikan. Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menerangkan, saat posisi itu, Dokter Sunardi menggoyangkan stir ke kiri dan ke kanan untuk menjatuhkan anggota polisi yang berada di kap belakang. Mobil pun diklaim sempat menabrak kendaraan yang melintas.

“Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai di daerah punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah,” jelasnya dikutip dari Cnnindonesia.com.

Meski begitu, kembali muncul pertanyaan mengapa penangkapan Dokter Sunardi harus ditangkap saat dalam perjalanan pulang, mengapa tidak dilakukan saat di rumah atau dalam keadaan yang lebih kondusif.

Seperti yang dikemukakan seorang pengamat hukum Ahmad Khozinuddin yang mempertanyakan cara penangkapan Dokter Sunardi dinilai sangat tidak manusiawi.

“Sekarang begini pertanyaannya, kalau dalam penangkapan tadi Dokter Sunardi lari, tidak ditembak, apakah Densus akan kehilangan Dokter Sunardi? Engga! Dia bisa didatangi ke rumahnya, kalau di rumahnya tidak ada dia bisa tetapkan DPO (Daftar Pencarian Orang),” ujar Ahmad.

“Masa negara ini ngga bisa menangkap Sunardi kecuali itu Harun Masiku, spesial ngga akan ditangkap-tangkap itu, aman itu. Walaupun Densus yang dikirim Harun Masiku ngga akan ditangkap,” sambungnya.