Terkini.id, Jakarta – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad berharap pihak mana pun tidak mempertajam polarisasi politik di masyarakat usai pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando.
Rumadi mengatakan polarisasi politik, terutama yang berbasis agama, berbahaya untuk masa depan bangsa. Dia berharap tak ada pihak yang merawat hal tersebut.
“Kalau terus dipertajam, polarisasi politik itu akan terus menimbulkan dendam politik tak berkesudahan. Sebaiknya kita menjadi bagian dari orang atau kelompok yang mencairkan polarisasi itu, bukan justru mempertajam,” kata Rumadi dilansir dari CNN Indonesia.
Rumadi meyakini masyarakat Indonesia pada dasarnya moderat dan lebih menyukai kehidupan harmonis. Masyarakat Indonesia, ucapnya, tak suka hidup dalam polarisasi ekstrem.
Rumadi menilai masyarakat rentan terbelah dalam polarisasi itu. Oleh karena itu, ia menilai perlu ada pihak yang terus merawat keharmonisan di tengah masyarakat.
- Habib Rizieq Sebut Indonesia Darurat Kebohongan, Ali Mochtar Ngabalin: Apakah Layak Habaib Mengeluarkan Statement Seperti Itu
- Warganet Posting Foto Ngabalin Lagi Hormat, Said Didu: Hahaha
- KSP Ngabalin Sebut Dukungan Jokowi 3 Periode Bentuk Aspirasi Rakyat, Masyarakat Punya Hak: Jangan Dihalangi!
- Jokowi Cabut Subsidi Minyak Goreng, Edy Priyono: Presiden Ingin Jaga Keseimbangan!
- Soal Penceramah Radikal, KSP: Pernyataan Presiden Jelas, Tidak Ada yang Simpang Siur, Masalah Radikalisme Ini Faktual!
“Di situlah pentingnya masyarakat perlu diberi pemahaman politik, anatomi gerakan keagamaan, dan sebagainya. Masyarakat juga perlu ditunjukkan yang dialami negara-negara yang terlibat dalam konflik politik yang dibungkus agama,” ungkap Rumadi.
Berita terkait pemerintah yang meminta setop agenda polarisasi politik ini ramai direspon oleh banyak warganet di media sosial, salah satunya datang dari pengguna Twitter bernama @aksarax_imran.
Dalam cuitannya, akun Twitter @aksarax_imran meminta pemerintah untuk setop membayar jasa buzzer agar polarisasi bisa berkurang.
“Hai pemerintah, kalian stop bayar buzzer, maka mereka pun akan diam. Diamnya mereka: berkurangnya polarisasi. Kalo kamu dikritik, jadikan itu vitamin supaya lekas dewasa” Tulis pengguna Twitter bernama @aksarax_imran.

Pengguna Twitter lain bernama @pedang_manthili turut memberikan komentarnya, ia mengatakan sebab dari adanya polarisasi ialah perilaku pemerintah sendiri yang memelihara Ade Armando dan kawan-kawannya.
“Tapi pemerintah memelihara kawanan ade armando untuk membuat polarisasi.. jadi pemerintah harus menasehati pemerintah itu sendiri” Tulis akun Twitter @pedang_manthili.
Seperti diketahui, pegiat media sosial Ade Armando mengalami pengeroyokan saat ikut aksi unjuk rasa di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 11 April 2022.
Akibat kejadian itu, sampai saat ini Ade Armando masih dirawat di rumah sakit.