Terkini.id, Jakarta – Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai turut berkomentar soal pencopotan Immanuel Ebenezer dari Komisaris Utama PT. Mega Eltra atau anak perusahaan BUMN PT Pupuk Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Natalius Pigai melalui sebuah cuitan diakun media sosial twitter miliknya.
Melalui sebuah cuitan, Natalius tampak mengungkapkan sebuah alasan pencopotan jabatan yang diterima Immanuel Ebenezer beberapa hari.
Natalius Pigai mengatakan bahwa alasan yang santer didiskusikan itu tidak sepenuhnya keliru, karena pencobotan itu berkaitan dengan integritas.
“Sederhana untuk analisa kenapa mereka kerap dipecat. Ini soal kompetensi, ketidakpatuhan dan amatiran,” kata Natalius Pigai.
- Ahli Ekonomi dan Pegiat HAM Bicara Soal Privilege Kaesang Sebagai Anak Presiden
- Sindir Bekas Kantornya, Natalius Pigai: Komnas HAM Tidak Dipercaya Publik
- Soal Kasus Brigadir J, Natalius Pigai: Komnas HAM Kalah Cepat Dari Polisi
- Sindiran Pedas Natalius Pigai: Pengurus NU Sekarang Aneh!
- Natalius Pigai Sebut Kapolri Profesional Soal Ferdy Sambo Dinonaktifkan, Warganet: Terserah Situ Lah Pig
Dikatakan Pigai, tugas komisaris perusahaan BUMN adalah bekerja untuk membesarkan perusahaan. Alias, tidak ada tugas untuk membela seseorang dalam satu kasus.
Hal ini, kata dia, berbeda dengan surat keputusan (SK) pada Komnas HAM yang memang mengamanatkan anggotanya untuk membela korban-korban pelanggaran HAM.
“Kecuali Komnas HAM, SK sebagai Komisaris BUMN tidak ditugaskan untuk membela siapa saja yang menentang posisi negara atau seorang terdakwa,” terangnya.
“Dia (Immanuel Ebenezer) ditugaskan untuk besarkan perusahan,” pungkas Pigai.
Sebagaimana diketahui, pencobotan jabatan Immanuel Ebenezer terjadi usai menjadi saksi meringankan bagi terdakwa Munarman dalam lanjutan sidang dugaan tindak pidana terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada 23 Februari 2022. Dikutip dari Kompascom. Minggu, 27 Maret 2022.
Ebenezer bersedia sebagai saksi meringankan Munarman karena ia menilai eks Sekretaris FPI itu memiliki nasib yang sama dengan Presiden Joko Widodo.
“Presiden Jokowi orang yang tidak antikritik, sama di-framing seperti Munarman. Munarman tidak bisa diajak dialog, Munarman yang suka kekerasan. Sama halnya Jokowi difitnah. Jokowi (dituduh) komunis, Jokowi antikritik, Jokowi benci ulama, Jokowi penjarakan aktivis. Ini calo-calo inilah perannya. Kita semua difitnah di republik ini, kejaksaan difitnah, hakim difitnah,” kata Eben.
Ebenezer mengaku menjadi saksi meringankan bagi Munarman atas inisiatifnya sendiri.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
