Terkini.id, Jakarta – Kasus seorang ustaz di Bandung, Herry Wirawan yang memperkosa dan hamili belasan santriwati sampai saat ini masih menjadi perbincangan publik.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Herry Wirawan diketahui mengumbar kalimat-kalimat bujuk rayu terhadap belasan santriwati yang ia perkosa dan hamili tersebut.
Saat sejumlah santriwatinya itu hamil, ustaz cabul tersebut sama sekali tidak panik dan tak melarang korbannya melahirkan anak haramnya itu.
Bahkan, Herry mengaku kepada para korbannya akan membiayai pendidikan anak mereka sampai kuliah.
Selain itu, Herry Wirawan juga meminta kepada para santriwati korbannya tersebut untuk sama-sama berjuang membesarkan anak-anak itu.
- Cak Imin Apresiasi MA Tolak Kasasi Hukuman Mati Pelaku Pemerkosaan Belasan Santriwati
- Mia Amiati Sebut Kasus Bos SPI Beda dengan Perkara Herry Wirawan, Guntur Romli: Ngeles Mulu!
- Herry Wirawan Divonis Mati, Hakim Pengadilan Tinggi Bandung: Bukan Balas Dendam!
- Herry Wirawan Pemerkosa 13 Santri Dikabarkan Divonis Hukuman Mati, Netizen: Jangan Hukum Mati, Hilangkan Alat Kelaminnya!
- Herry Wirawan Lolos Dari Hukuman Mati, JPU Ajukan Banding, Fahira Idris: Tidak Ada Tempat Bagi Predator Anak dalam Komunitas Masyarakat
“Biarkan dia (bayi) lahir ke dunia. Bapak bakal biayai sampai kuliah, sampai dia mengerti. Kita berjuang bersama-sama,” ujar Herry Wirawan kala itu kepada para korbannya, seperti dikutip dari Tribun, Minggu 12 Desember 2021.
Tak hanya itu, Herry juga meyakinkan kepada korban untuk melahirkan anak tersebut dengan kalimat bujuk rayu.
Ia mengatakan bahwa tidak ada seorang ayah yang akan menghancurkan masa depan anaknya.
“Jangan takut, enggak ada seorang ayah yang akan menghancurkan masa depan anaknya,” ucap Herry Wirawan.
Diketahui, saat menjalankan aksi bejatnya Herry Wirawan juga melontarkan kata-kata agar para santriwati menuruti dirinya untuk melakukan hubungan layaknya suami istri.
Kepada para santriwati yang ia perkosa dan hamili tersebut, Herry Wirawan mengatakan bahwa seorang guru harus ditaati.
“Guru itu ‘salwa zahra atsilah’, harus taat kepada guru,” ujarnya.